Harga Garam Anjlok, Dewan Imbau Pemkab Edukasi Petani Agar Bisa Tutup Keran Impor Garam

Pati, palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com – Harga garam anjlok hingga Rp 300 per kilo gram. Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pati mengatakan, anjloknya harga garam disebabkan karena turunnya permintaan masyarakat akibat pandemi dan aktivitas impor garam dari perusahaan garam lokal.

Anggota Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten  Pati dari Fraksi NKRI, Narso imbau Pemkab (Pemerintah Kabupaten) bantu petani garam tingkatkan kualitas produksi  sehingga dapat mengurangi kebutuhan impor garam dari negara lain.

Berdasarkan klasifikasinya, garam yang diproduksi petani garam terdiri dari 3 level yaitu K1, K2, K3. Garam K1 adalah garam dengan kualitas terbaik dengan kadar NaCl paling tidak 94%, sedangkan K2 dan K3 di bawah itu.

Baca Juga :   Dewan Pati Gelar Rapat Tertutup, Soewondo dan Fastabiq Sudah Menjalankan Protab Sesuai Kode Etik

Diketahui bahwa, kualitas garam lokal tidak bisa diserap industry karena spesifikasinya tidak sesuai dengan kebutuhan industri. Untuk kebutuhan industri, setidaknya garam harus berkualitas K1, sedangkan garam yang diproduksi petani Pati mayoritas berkualitas K2 dan K3.

Baca juga : Harga Garam Turun di Masa Pandemi Covid-19

“Keran impor masih dibuka, sedangkan produksi garam lokal tidak bisa diserap industri karena secara kualitas jauh. Kalau kita mau menutup keran impor harus ada edukasi kepada petani agar kualitas garamnya bisa K1 agar bisa memenuhi spek  garam industri,” terang Narso kepada palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com, Selasa (18/8/2020).

Narso juga beranggapan, secara nasional produksi garam Pati harus ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan garam nasional. Secara spesifik Narso mengusulkan agar dalam pengolahan, petani garam di edukasi menggunakan teknologi tunel daripada mengandalkan cuaca.

Baca Juga :   Jalan Rusak Akibat Banjir Baru Bisa Diperbaiki Jika Lubang Sudah Kering

“Harus ada upaya untuk meningkatkan kualitas produksi garam secara masif sehingga kebutuhan secara nasional bisa terpenuhi. Negara kita mempunyai bibir pantai yang terpanjang di dunia. Kenapa garam harus impor, sekarang ada konsep produksi dengan tunel itu tidak tergantung cuaca,” pungkasnya. (Adv/MA/DF/SHT)

Baca juga : 

Jangan lupa kunjungi media sosial kami, di facebook, instagram, dan twitter

Redaktur : Dwifa Okta