Susah Cari Untung, Mayoritas PKL di TPK Meninggalkan Lokasi

Foto: PKL di TPK Perhutani

Pati, palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com Satu setengah tahun beroperasi, jumlah pedagang kaki lima (PKL) di Tempat Pelelangan Kayu (TPK) Pati menyusut. Dari sekitar 600-an lapak, kini yang beroperasi kurang dari 100 lapak.

Hal ini diungkapkan oleh Thukul, Ketua PKL Pusat Wisata Kuliner TPK. Ia juga mengatakan mayoritas pedagang di tempat tersebut lebih memilih berjualan di pinggir jalan karena omsetnya terus merosot sejalan dengan sepinya pengunjung.

“Lebih banyak yang keluar daripada yang di sini. Saya tidak menyalahkan. Tinggal 100 nggak ada,” ungkapnya kepada palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com beberapa waktu yang lalu.

Dari 600-an pedagang di TPK, 350 diantaranya adalah PKL dar Simpang Lima sedangkan selebihnya PKL dari zona merah.

Baca Juga :   Tingkatkan Profesionalitas, Kodim Pati Gelar Latihan Posko bagi Prajurit

Thukul yang juga pedagang eks Simpang Lima mengaku, hingga saat ini ia dan pedagang lain masih berjuang agar diperbolehkan kembali berdagang di Simpang Lima atau Alun-alun Pati.

Baca juga: Mengajukan Audiesi ke 2, Hingga Saat Ini Eks PKL Simpang Lima Belum Dapat Jawaban

Sebelumnya ia telah memprediksi bahwa berjualan di area TPK akan mematikan pendapatan para pedagang, mengingat area TPK yang tidak strategis.

“Saya selaku pengusaha jelas tau strategi. Sudah saya sampaikan dulu sebelum relokasi sama Pak Bupati, Pak mati pak nak ning kono. Harusnya ada pilihan. Faktornya lalu lintasnya yang tidak strategis seolah di pojok,”

“Harusnya kalau Pemda belum siap. Yang di Alun-alun jangan dipindah dulu, cari tempat yang bagus dulu untuk PKL. Harusnya Alun-alun jangan dibangun sebagus itu dulu. Kita terpinggirkan,” imbuhnya.

Baca Juga :   Pemkab Kudus Bakal Berikan Legalitas PKL

Thukul berharap Pemkab bisa meluangkan waktu untuk melakukan evaluasi terhadap kondisi PKL dan diskusikan tentang izin berdagang lagi ke Simpang Lima.

“Dari Pemkab dimintai waktu tidak ada waktu. Untuk evaluasi nggak ada, bagaimana biar ada perubahan. Kota-kota lain seperti Kudus dan Rembang kan boleh. Kalau ditata kan bagus,” pungkas Thukul. (*)

Baca juga: 

 

Jangan lupa kunjungi media sosial kami, di facebook, twitter dan instagram

Redaktur : Ulfa PS

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com  di Google News. silahkan Klik Tautan dan jangan lupa tekan tombol "Mengikuti"

Jangan lupa kunjungi media sosial kami

Video Viral

Kamarkos
Pojoke Pati