Disdagperin Pati Sarankan Pedagang PKL TPK Berdagang Secara Konsiten untuk Tarik Pelanggan

Pati, palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com – Satu setengah tahun beropreasi, para Pedagang Kaki Lima (PKL) TPK (Tempat Pelelangan Kayu) menuntut untuk kembali berdagang di Alun-alun Simpang Lima. Pasalnya omset para pedagang terus menurun sejak direlokasi ke tempat tersebut.

Kepala Bidang Perdagangan Disdagperin Kabupaten Pati Sutrisno mengungkapkan, saat ini kawasan Simpang Lima sudah masuk zona merah atau zona dilarang berjualan untuk PKL.

“Simpang Lima kan sudah jalur merah, sesuai Perda (Peraturan Daerah) sudah jadi zona merah,” katanya kepada saat ditemui di kantor Disdagperin Pati beberapa waktu lalu.

Senada dangan Sutrisno, Sucipto selaku Kasi Bina Usaha Sarana Perdagangan Disdagperin Pati menyampaikan, kemungkinan para PKL TPK bisa kembali berdagang di alun-alun sangat kecil.

Baca Juga :   Video : Disdagperin Pati Minimalisir Mobilitas Pedagang dari Luar Pasar

“Itu kemungkinannya kecil karena apa, jelas alun-alun sudah dibangun seperti itu . Alun-alun itu sejak dulu bukan tempat perdagangan. Kemungkinan pada waktu itu belum ada Perda atau Perbub masih boleh. Hanya saja sudah melanggar peraturan, kan itu jalan protokoler nasional,” katanya.

Baca juga : Dewan Pati Harap Disdagperin Lakukan Koordinasi Mendalam dengan PKL TPK

Ketimbang kembali ke Simpang Lima, Sucipto menyarankan para pedagang untuk berjualan secara konsisten untuk menarik para pelanggan.

“Saran saya mereka jelas harus berjualan secara continue, mereka kan sudah ada pelanggan. Kalau jualan kadang-kadang, pelanggan mencari belum tentu ketemu. Akhirnya cari di warung lain. Bila warung lain harganya lebih murah bisa aja pindah tempat,” katanya.

Baca Juga :   Pemkab Kudus Segera Terbitkan Aturan Zonasi bagi PKL

“Kalau dibandingkan dengan alun-alun tetap jauh omsetnya, TPK kan baru satu tahun. Kalau mau konsisten pasti bisa. Memang ada masa sepi ada masa ramai,” katanya.

Sucipto optimis, kelak PKL TPK akan bisa seramai Simpang Lima, pasalnya tempatnya cukup strategis karena berada di pusat kota.

“Sudah strategis, itu sudah di dalam kota. Ada pasar, penjual buah, dan jadi jalur kendaraan. Kecuali kalau tempatnya di Ngantru. Pusat kegiatan di Pati kan di sana sejak dulu,” pungkasnya. (*)

Baca juga : 

Baca Juga :   Antisipasi Kebakaran, Dewan Pati Imbau Agar Kabel Listrik Ditata Rapi

Jangan lupa kunjungi media sosial kami, di facebook, instagram, dan twitter

Redaktur : Dwifa Okta

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com  di Google News. silahkan Klik Tautan dan jangan lupa tekan tombol "Mengikuti"

Jangan lupa kunjungi media sosial kami

Video Viral

Kamarkos
Pojoke Pati