palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com – Pandemik tak kunjung usai, kini masyarakat dihadapkan dengan adanya mutasi virus corona yang lebih infeksius. Mutasi D614G dari virus SARS-CoV2 diketahui 10 kali lebih menular. Berdasarkan temuan terbaru, mutasi ini terdeteksi muncul di Yogyakarta dan Jawa Tengah.
Melansir IDNTimes, Ketua Pokja Genetik Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) Universitas Gadjah Mada (UGM), dr. Gunadi memaparnya bahwa timnya berhasil mengidentifikasi whole genome sequencing (WGS) empat isolat dari Yogyakarta dan Jawa Tengah. Dari empat isolat itu, tiga di antaranya mengandung mutasi D614G.
Baca juga: Terinfeksi Corona, Seorang Anak Kabur dari Rumah Isolasi
Berikut ini fakta-fakta tentang mutase virus corona yang saat ini ramai diperbincangkan.
- Mutasi virus corona ini 10 kali lipat lebih menular daripada virus aslinya
Eijkman Institute melaporkan, adanya mutasi virus corona ini membuat virus SARS-CoV-2 menjadi lebih infeksius. Bahkan, kemampuan penularannya mencapai 10 kali lipat dari virus awalnya.
Baca juga: Langkah Mencegah Penyebaran Covid-19 di Perkantoran Menurut WHO
- Sudah ada di Indonesia sejak Maret?
Dari pemberitaan, Kelompok Penelitian Virus Corona dan Formulasi Vaksin dari Professor Nidom Foundation (PNF) menganalisis data sekuens genom virus corona secara menyeluruh yang dimuat di Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID).
Dari situ, ditemukan bahwa penyebaran mutasi D614G sudah ada sejak awal SARS-CoV-2 ada di Indonesia. Perkiraannya, sekarang jumlahnya lebih banyak lagi.
Baca juga: Kasus Terjangkit Covid-19 Kian Meningkat, Waspadai 5 Tempat Ini
- Efek mutasi masih dipertanyakan
Menurut dr. Gunadi, mutasi D614G ini dilaporkan ditemukan di 9 dari 24 sekuens genom yang diambil dari sampel masyarakat Indonesia.
Meskipun begitu, mutasi yang memengaruhi tingkat penularan masih perlu dikaji lebih dalam, mengingat mutasi hanya terlihat di pengujian sel saja.
Ahli virologi Prof. Dr. drh. I Gusti Ngurah Kade Mahardika, DVM, Ph.D, dari Universitas Udayana, Bali, berpendapat isu mutasi ini masih perlu dikaji lebih lanjut mengingat belum adanya uji eksperimen kepada makhluk hidup sesungguhnya dan belum ada pula jurnal kesehatan yang membahasnya.
Baca juga: TikTok Incar Pendiri Instagram untuk Dijadikan CEO
- Isu mutasi ini tidak perlu terlalu dikhawatirkan
Dalam Sciencemag, Bette Korber dan koleganya di Los Alamos National Laboratory menunjukkan mutasi G614 umum terjadi di berbagai negara. Hal itu ditambahkan oleh Jeremy Luban dari University of Massachusetts Medical School, Amerika Serikat, yang mengatakan bahwa mutasi virus corona ini bisa tampak dalam bentuk durinya.
Namun, virolog Emma Hodcroft dari University of Basel, Swis, memberikan catatan penting terkait masalah mutasi virus.
“Kami memiliki kasus di mana kami benar-benar berpikir bahwa kami memiliki bukti mutasi yang mengubah perilaku virus. Namun, semakin banyak bukti yang datang, ternyata hasilnya tidak demikian,” ujarnya seperti dikutip di Sciencemag.
Baca juga: Masker Scuba dan Buff Tidak Direkomendasikan untuk Digunakan Sehari-hari
Secara garis besarnya, Emma menyimpulkan masalah mutasi ini belum tentu memberikan efek signifikan pada dunia nyata.
- Tetap fokus menjaga diri dari penularan COVID-19
Mutasi COVID-19 memang nyata. Namun, jangan sampai hal tersebut membuatmu khawatir berlebihan. Tetap fokus pada upaya menjaga diri dari penularan COVID-19 dan mematuhi protokol kesehatan.
Nah, setelah mengetahui fakta dari isu mutase virus yang santer beredar saat ini, tetap focus jaga kesehatan dan jaga kebersihan untuk mengansisipasi penyebaran Covid-19.
Baca juga:
- Biaya Berlangganan Zoom Bakal Naik Mulai Oktober Mendatang
- Padatnya Jadwal Meeting Virtual Bisa Mengguncang Kesehatan Mental
- Ditemukan Kemunculan Gas di Venus, Tanda-tanda Kehidupan Alien?
Jangan lupa kunjungi media sosial kami, di facebook, instagram, dan twitter
Redaktur: Atik Zuliati
Redaksi palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com