Pati, palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com – Kemarau basah mengakibatkan kualitas tembakau petani Pati menurun. Satu kilo tembakau hanya dihargai Rp22 ribu hingga Rp45 ribu untuk kualitas super.
Kualitas tembakau petani Pati menurun lantaran curah hujan cukup tinggi di musim kemarau tahun ini.
“Dulu di Oktober kan ada hujan. Jadi kadar nikotinnya berkurang. Tahun ini kurang bagus (kualitasnya),” ungkap Naim, salah seorang petani tembakau dari Desa Jakenan Kecamatan Jakenan Kabupaten Pati kepada palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com, Senin (5/9/2020).
Kendati demikian, di Pati harga tembakau tidak turun signifikan seperti di kota-kota lainnya. Para petani juga sebelumnya menjual tembakaunya dengan sistem tebas atau kontrak, sehingga ada perjanjian harga di awal antara pihak petani dan pengepul.
Untuk 1 kilo tembakau bisa dihargai oleh para pengepul dengan harga Rp22 ribu hingga Rp45 ribu untuk kualitas sedang hingga super.
Baca juga: Kunjungi Dua Pabrik Rokok di Temanggung, Ganjar Pastikan Tembakau Petani Terbeli
Sedangkan untuk tembakau yang tidak sesuai standar pengepul/pabrik dijual di luar dengan harga 7 sampai 8 ribu.
“Kalau saya kerjasama sama pengepul (pabrik) sudah kontrak 1,3 hektar dibeli 25 juta. Kalau kualitasnya, pabriknya yang tahu,” terang Naim.
Menurut Naim, pembudidaya tembakau di Pati masih langka. Pasalnya tak semua lahan sawah cocok ditanami tembakau.
“Setahu saya yang bisa ditanami tembakau ya di Jakenan, Winong, Jaken, Pucakwangi, Gabus. Itupun tidak semua desa bisa ditanami, tergantung curah hujan dan pengaruh tanah juga. Kalau tanahnya kadar garamnya tinggi pabrik tidak mau terima,” pungkas Naim. (*)
Baca juga:
- Petani Tembakau di Blora Disarankan Jual Hasil Panen ke Pabrik
- Dianggap Menjanjikan, Area Tanam Tembakau di Pati Meningkat
- Kenaikan Cukai Rokok Diharapkan Bisa Membatasi Angka Konsumsi
Jangan lupa kunjungi media sosial kami, di facebook, twitter dan instagram
Redaktur : Ulfa PS
Wartawan Area Kabupaten Pati