Pati, palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com – Bertempat Safin Hotel Pati, Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah gelar Diskusi Kelompok Terpumpun Penyusunan Rencana Diskusi Aksi Jalur rempah, Kamis (22/10/2020).
Kegiatan tersebut dalam rangka mendukung program Dirjen Kebudayaan menuju penetapan Jalur Rempah Nusantara sebagai warisan dunia yang diakui UNESCO pada tahun 2024.
Baca juga: Retak di Beberapa Bagian, Gedung OJK Jateng Roboh
Acara ini dihadiri berbagai jajaran pihak antara lain Dinas Kebudayaan Semarang, Pati, Jepara, Kudus dan Rembang, kalangan mahasiswa, Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi serta Bappeda Provinsi dan Kota.
Menurut Koordinator Kelompok Kerja Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah, Bagus acara ini bertujuan merencanakan program guna mendukung pengukuhan warisan dunia hingga tahun 2024 mendatang.
“Untuk penyusunan aksi, rencana, atau program hingga tahun 2024 nanti. Intinya mendukung upaya penetapan. Kita mencoba melaksanakan beberapa rencana apa saja yang mendukung terselenggaranya penetapan tersebut,” kata Bagus, Kamis (22/10/2020).
Baca juga: Hari Santri Nasional Dirayakan Secara Daring, Ini Harapan PCNU Pati
Secara konkret, Kelompok Kerja Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah akan melakukan beberapa program unggulan. Di antaranya mengembangakn software media pembelajaran muatan lokal tentang warisan budaya di jalur rempah, lomba dan festival film dokumenter tentang budaya di jalur rempah, dan webinar menggandeng beberapa ahli untuk sosialisasi program jalur rempah.
“Tahun depan kita akan lakukan pemutakhiran data cagar budaya, inventarisasi, atau pendaftaran budaya baik bergerak dan tidak bergerak di Kabupaten Pati dan Rembang,” ucap Bagus saat ditanya terkait agenda terdekat.
Baca juga:Video : Gus Nur Tuding dalam NU ada Komunis, NU Pati Harap Polisi Segera Bertindak
Dalam arti sempit, jalur rempah dapat diartikan sebagai jalur komoditas rempah yang melintasi banyak area dan berbagai pelabuhan dari Sabang hingga Merauke (nusantara).
Warisan budaya Jalur Rempah Nusantara diwujudkan dalam interaksi perdagangan dan pertukaran budaya di masa lampau. Pendataannya dilakukan sejak zaman mengenal tulisan khususnya setelah era kolonial (penjajah) hadir pada abad ke-17 hingga awal abad ke-20. (*)
Baca juga:
- Banyak Aduan Netizen, Dewan Pati Minta Disdugcapil Tingkatkan Kualitas Pelayanan
- Dewan Minta Pemkab Pati Prioritaskan Peningkatan Sarpras di Dinkes
- Dewan Pati Minta Penyederhanaan Regulasi Kepengurusan BPJS PBI
Jangan lupa kunjungi media sosial kami, di facebook, twitter dan instagram
Redaktur: Atik Zuliati
Wartawan Area Kabupaten Pati