Situs Kubur Batu Wong Kalang Disiapkan Menjadi Wisata Edukasi Budaya

Blora, palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com Kawasan Gunung Pontang di Desa Bleboh, Kecamatan Jiken Kabupaten Blora saat ini sedang dirintis sebagai destinasi wisata edukasi budaya Wong Kalang.

Kawasan Gunung Pontang ini merupakan situs kubur batu Wong Kalang yang berada di kawasan Perhutani petak 23C RPH Bleboh BKPH Nanas, KPH Cepu.

“Jadi ini rencana dari pemerintah desa mau dikembangkan obyek wisata budaya yang lebih tertata dan terkonsep, yang nantinya pengelolaan cagar budaya serta pengembangannya ini melalui BUMDes. Nanti pada tahun 2021, insyaallah, bisa kita anggarkan melalui dana desa,” ujar Kepala Desa Bleboh Leles Budiyanto pada Kamis (29/10/2020).

Kepala Dinporabudpar Blora Slamet Pamuji menegaskan agar pemugaran makam Wong Kalang dipertahankan semaksimal mungkin karena merupakan cagar budaya.

“Kalau lingkungannya dimungkinkan bisa dipugar, tetapi kalau makam sendiri semaksimal mungkin dipertahankan sebagai cagar budaya,” ucapnya.

Baca juga: Wadahi Pelaku Seni dan Pariwisata di Masa Pandemi, Pemkab Rembang Gelar Event Virtual

Seperti diketahui sebanyak 15 makam kuno Wong Kalang ditemukan di kawasan hutan Desa Bleboh, Kecamatan Jiken, Blora. Temuan baru ini menambah daftar makam Wong Kalang yang ada di desa tersebut menjadi 23 makam. Jejak peradaban megalitikum itu harus dijaga dan dilindungi.

“Sebelumnya di Desa Bleboh sudah ada 8 makam yang ditemukan. Kemudian ditemukan baru, ada 15 makam. Jadi total ada 23 makam Wong Kalang di desa tersebut,” terang Kepala Bidang Kebudayaan Dinporabudpar Blora M. Solichan Mochtar mewakili Kepala Dinporabudpar Blora Slamet Pamuji.

Dikatakan Solichan, peradaban Wong Kalang sudah ada sejak zaman sebelum masuknya Hindu-Budha. Wong Kalang ini merupakan sub suku di Jawa yang tinggal di kawasan hutan.

Mereka hidup di kawasan Bojonegoro, Blora, Pati, dan sekitarnya. Biasanya makam Wong Kalang ditandai dengan batu besar di atasnya. Di dalamnya biasa juga terdapat benda berharga saat hidup yang turut dikubur atau yang disebut bekal kubur.

Makam batu besar yang ditemukan itu, tidak sebagaimana lazimnya makam pada zaman sekarang, khususnya makam Islam dengan posisi kepala di utara dan menghadap kiblat. Melainkan dengan meletakkan kepala ke arah timur dan kaki ke arah barat.

Baca juga; Manfaatkan Potensi Wisata, Warga Demak Ini Banjir Pesanan Patung Burung Hantu

Proses pemakaman seperti itu menganut Konsepsi Chtonis, yang berpendapat, timur merupakan arah matahari terbit sehingga bisa diartikan sebagai awal kehidupan.

Sedangkan barat merupakan arah tenggelamnya matahari, yang dimaknai dengan akhir dari kehidupan.

Makam batu dengan lebar satu meter dan panjang 2,5 meter, dan beberapa di antaranya lebih kecil sedikit dari ukuran itu, banyak yang sudah tidak utuh.

Menurut penuturan Kamituwo Dusun Bendo Desa Bleboh, Ngatmiyanto, hal itu akibat diambil orang-orang yang tidak mengetahui kalau itu adalah peninggalan bersejarah.

“Orang sini mengenalnya sebagai tapaan. Tetapi setelah ada penelitian dari Balai Arkeologi yang menyatakan lokasi itu adalah makam wong Kalang, barulah saya menyampaikan kepada warga. Awalnya, warga tidak percaya, bahkan saya juga dikomplain tapi akhirnya bisa dipahami,” kata dia.

Bahkan beberapa benda peninggalan Wong Kalang kerap ditemukan warga di sejumlah tempat, seperti sabit, golok, mata tombak dan pangot.

“Penemuan itu diserahkan kepada saya dan saya laporkan ke Dinporabudpar. Sebagian masih saya rawat untuk dibuatkan wrangka (wadah),” jelasnya. (fp)

Baca juga: 

 

Artikel ini telah tayang di laman resmi Pemerintah Kabupaten Blora dengan judul ‘Pemdes Bleboh Berbenah Wujudkan Lokasi Kubur Batu Wong Kalang Jadi Destinasi Wisata Edukasi‘.