Rembang Dihantui 6 Macam Bencana, Ini yang akan dilakukan BPBD

Rembang, palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com – Kabupaten Rembang yang mempunyai bentuk geografis yang beraneka ragam, mulai dari pantai,  pegunungan,  dataran rendah hingga tinggi menyebabkan kabupaten yang terkenal dengan sebutan kota garam ini juga memiliki  beragam potensi bencana.

Setidaknya potensi bencana yang ada di Rembang sampai hari ini terdapat enam macam. Hal itu disampaikan oleh Moh Murtafi, Kepala bidang (Kabid) gawat darurat BPBD kabupaten Rembang dalam acara Identifikasi dan Sosialisasi Daerah Rawan Bencana di Desa Jeruk, Pancur, Rembang pada Sabtu (14/11/20).

Baca juga : Persiapan Pilkada di Tengah Pandemi, Pjs Bupati Rembang: Warga Tak Perlu Takut ke TPS

Moh Murtafi menjelaskan jika dari 6 bencana itu berupa banjir sebanyak 110 desa,  bencana tanah longsor sebanyak 48 desa,   kebakaran 33 desa, becana abrasi sebanyak  38 desa. “Dan kekeringan 159 desa, tapi hari ini tiap tahun semakin meningkat,” imbuhnya dihadapan peserta yang merupakan relawan yang menamakan diri sebagai Sahabat Endro Rembang yang dikoordinasikan oleh Edi Winarno.

Baca Juga :   News Grafis : Polres Rembang Gelar Rekonstruksi Pembunuhan Dalang di Rembang

Sedangkan potensi angin puting beliung Moh Murtafi tidak menyebutkan secara spesifik berapa desa yang memiliki dampak tersebut.  Namun ia menyebutkan, desa yang   terkena bencana angin puting beliung biasanya selalu desa yang sama.

Baca juga : Video : Pembangunan Masjid di Watupecah, Pemkab Rembang Gelontorkan Dana Hibah Rp100 Juta

Selain itu,  dalam acara yang di hadiri salah Anggota Komisi E, DPRD Provinsi, H. Endro Dwi cahyono dan BPBD Jateng, Moh Murtafi juga memaparkan catatan bencana yang dirangkum BPBD Rembang dari awal berdirinya, yakni pada tahun 2012 lalu.

Dalam catatan yang ada pada tahun 2012 BPBD Rembang mencatat ada 27 bencana yang terjadi.  Menyusul pada tahun 2013 ada 76, 2014 ada  147 dan 2015 terdapat 62 catatan bencana. “Kalau pada tahun 2016 angkanya menurun, karena intensitas hujan di Rembang rendah.  Sehingga potensi hujannya menurun, kalau hujannya tinggi ya tinggi. 2017,2018 dan 2019 misalnya.”lanjutnya.

Baca Juga :   Rembang Optimis Naik Level 1 PPKM Pasca Lebaran

Baca juga : Limbah di Rembang, DLH Masih dalam Tahap Konfirmasi

Untuk upaya yang ada, menurut Murtafi, pihak BPBD Rembang sekarang terus melakukan kajian  terkait potensi yang ada. Ia menyebutkan upaya yang dilakukan berupa pembacaan pra  bencana dan paska bencana yang disebut tanggap darurat. (*)

Baca juga :

Redaktur : Rahmawati