Relokasi PKL, Pedagang Bangkrut hingga Rumah Tangga Hancur

Pati, palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com – Relokasi kurang lebih 320 pedagang kaki lima dari alun-alun Simpang lima Pati ke kawasan wisata kuliner Tempat Pelelangan Kayu (TPK) telah berlalu setahun lebih.

Dari pantauan palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com, pusat kuliner yang berlokasi di belakang GOR tersebut terlihat makin sepi dan tenda-tenda yang dibuat untuk pedagang mulai ditinggalkan.

Baca juga: Dewan Pati Dukung Langkah PKL TPK Pindah ke Zona Kuning

Kata Thukul, ketua PKL di sana, dari ratusan PKL eks sipang lima, hanya 65 pedagang yang masih beroperasi itupun dengan omset yang minim.

“Kalau yang kita data ada sekitar 320 ketika di Simpang Lima. Sekarang yang bertahan 50-65-an berjualan aktif di TPK. Karena sepi mending tidak jualan. Tapi kalau ada pembenahan bisa kembali lagi, kalau ramai masih bisa ke sana,” kata Thukul kepada palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com, Senin (21/12/2020).

Baca Juga :   Bupati Kudus Lakukan Dialog Bareng PKL

Baca juga: Susah Cari Untung, Mayoritas PKL di TPK Meninggalkan Lokasi

Diketahui omset para pedagang menurun terlampau drastis sejak dipindah. Sebagai perbandingan, Thukul yang merupakan penyedia permainan anak-anak dan mandi bola dalam semalam ketika di alun-alun mampu meraup keuntungan bersih minimal Rp200 ribu. Saat dipindah bahkan ia kerap tidak ada pemasukan, hingga puncaknya sudah berbulan-bulan ia tidak beroperasi.

Beda lagi dengan penjual makanan seperti fried chicken dan bakso yang ketika di Simpang Lima bisa untung kotor mencapai jutaan rupiah per malam, ketika di TPK kata Thukul balik modal pun tidak.

Baca juga: Video : Mengajukan Audiesi ke 2, Hingga Saat Ini Eks PKL Simpang Lima Belum Dapat Jawaban

Baca Juga :   ASN Semarang Borong 1,1 Ton Cabai Pedagang Lokal

Selain merugi secara materiil, diakui Thukul relokasi dari simpang lima juga menyebabkan para pedagang mengalami kerugian secara psikis.

“Kasihan yang keluarga hacur setelah direlokasi, yang meninggal dunia juga sudah banyak. Bisa saja karena perekonomian, atau hutang tidak dibayar. Kebanyakan pada bilang cek-cok dengan keluarganya karena relokasi dan ekonomi yang turun,” terang Thukul.

Baca juga: Polres Demak Bagikan Bansos Kepada PKL dan Ojek

Pedagang yang tak mampu bertahan di TPK kebanyakan berdagang di tempat-tempat ramai yang tersebar di Pati Kota atau pindah ke kota lain. Bagi pedagang yang bangkrut kata Thukul kebanyakan beralih profesi hingga merantau.

“Banyak yang cari nafkah di kota lain merantau ke Kalimantan, bahkan ada yang jadi pemulung,” katanya.

Baca Juga :   Para Pedagang Akui Alun-Alun Kembangjoyo Lebih Ramai Dibandingkan TPK

Saat ini langkah terdekat yang diambil oleh para PKL adalah melayangkan permohonan audiensi dengan kepada Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Para pedagang berharap pemerintah dapat menberikan solusi terkait sepinya pembeli di TPK.(*)

Baca juga: 

Tonton video “Gelar Operasi Lilin, 680 Personil Dikerahkan”

 

Jangan lupa kunjungi media sosial kami, di facebook, twitter dan instagram

Redaktur: Atik Zuliati