Pati, palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com – Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas, belum mau menanggapi keberlangsungan sertifikasi penceramah atau dai yang telah digulirkan Menteri Agama pendahulunya, Fachrul Razi.
Saat ditanya wartawan di sela-sela kunjungan di Pondok Pesantren Roudloh At Thohiriyah, Desa Kajen, Kecamatan Margoyoso, Kabupaten Pati, ia meminta para pewarta untuk menunggu dulu kebijakannya terkait sertifikasi dai.
“Nanti, nanti, yah,” ujar Menteri yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Gerakan Pemuda (GP) Ansor, Jumat (25/12/2020) malam.
Menteri Agama sebelumnya, Fachrul Razi, berniat membuat kebijakan sertifikasi kepada para penceramah agama. Kebijakan ini rencananya akan digulirkan pada tri wulan ketiga di tahun 2020 ini.
Baca juga:PCNU Pati : Daripada Lakukan Program Sertifikasi Penceramah Lebih Baik Maksimalkan Pengawasan
Namun, program ini banyak ditentang dari berbagai pihak. Majelis Ulama Indonesia (MUI), Muhammadiyah hingga Front Pembela Islam (FPI) menolak program yang ditujukan kepada penceramah semua agama ini.
Program sertifikasi dai atau penceramah sempat dilontarkan oleh Fachrul pada akhir 2019 lalu. Program itu dibentuk guna menangkal gerakan radikalisme lewat mimbar masjid.
Waktu itu, Fachrul Razi menilai banyak penceramah yang membodohi umat lewat ceramah. Hingga akhirnya pada bulan September lalu, Kementerian Agama (Kemenag) me-launching program ini.
Dan sebelum diganti, pada Kamis (17/12/2020) lalu, Menag Fachrul mengatakan sebanyak 8.200 penceramah agama telah mengikuti penguatan kompetensi penceramah agama. (*)
Baca juga: Penyuluh Agama Islam Berharap Program Sertifikasi Penceramah Hanya di Lingkungan Kemenag
Jangan lupa kunjungi media sosial kami, di facebook, twitter dan instagram
Redaktur : Ulfa PS
Wartawan