Sleman, palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com – Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) memastikan material gundukan berwarna hitam yang terekam dalam observasi aktivitas Gunung Merapi bukan kubah lava baru.
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala BPPTKG Hanik Humaida saat menanggapi berita di media sosial yang menyatakan bahwa terdapat kubah lava baru di lereng Gunung Merapi.
“Berdasarkan hasil observasi, material tersebut terlihat tidak berpijar, tidak teramati adanya asap di material tersebut, serta tidak terdapat rekahan di sekeliling material,” ujar Hanik disampaikan melalui akun Twitter BPPTKG pada Selasa (2/2/2021).
Baca juga: Volume Kubah Lava Gunung Merapi Semakin Meningkat
Ia menjelaskan material tersebut tampak di permukaan karena terbawa oleh aliran awan panas guguran.
“Kami simpulkan material tersebut adlah material vulkanik yang terbawa oleh aliran awanpanas guguran,” imbuhnya.
Sementara itu berdasarkan laporan pengamatan Gunung Merapi per 1 Februari 2021 telah terjadi 16 kali guguran lava dengan jarak luncur maksimum 800 m mengarah ke barat daya atau menuju ke hulu Kali Krasak dan Boyong. Selain itu juga terjadi 50 kali gempa guguran dengan dua kali gempa tektonik dan 9 kali fase hybrid.
Baca juga: Status Tanggap Darurat Gunung Merapi Diperpanjang Hingga Februari
Saat ini potensi bahaya yang ditetapkan oleh BPPTKG berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya. Meliputi sungai Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng dan Putih sejauh maksimal 5 km. Sedangkan lontaran vulkanik bila terjadi erupsi eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
Sementara ini aktivitas penambangan di alur sungai berhulu di Gunung Merapi dalam KRB direkomendasikan untuk dihentikan.
Sedangkan pelaku wisata diimbau agar tidak melakukan aktivitas di daerah potensi berbahaya dan bukaan kawah sejauh 5 km dari puncak Gunung Merapi. (*)
Baca juga: Puncak Merapi Alami Perubahan Morfologi, BPPTKG: Muncul Rekahan Baru
Redaksi palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com