Pati, palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com – Kepala Bidang Peternakan, Dinas Pertanian (Dispertan) Kabupaten Pati, Andi Hirawadi mengatakan selama masa pandemi Covid-19 peternak telur di Pati hampir tak pernah mengalami permasalahan dalam segi pemasaran.
Namun ia mengatakan produksi telur ayam di Pati masih kurang untuk memenuhi kebutuhan warga setempat. Andi mengaku jumlah telur yang tersedia dari peternak di Pati hanya mampu mencukupi kebutuhan 50% masyarakatnya.
“Meski di Jawa Timur ada video viral bapak-bapak membuang telur, di Pati pemasaran telur tidak ada masalah. Kita malah defisit. Kita mendatangkan telur dari dari Jawa Timur. Kebutuhan telur baru dipenuhi sendiri 50 persen,” kata Andi, Rabu (3/2/2021).
Baca juga: Harga Telur Ayam Anjlok, Dewan: Pemerintah Perlu Sidak Pasar
Hal ini pun membuat hokum ekonomi berlaku, yakni karena produksi telur kurang permintaan pasar tinggi.
“Harganya cukup stabil, tidak pernah turun banget. Kalau sekarang harganya Rp21.000 (per kilo). Pokoknya dikisaran Rp21.000 hingga Rp23.0000,” jelasnya.
Meski produksi telur masih kurang, ketersediaan telur untuk warga Pati tahun ini diprediksi masih aman karena distribusi telur dari luar daerah masih lancar.
Baca juga: UMKM Kopi Kemasan Alami Penurunan Omset 40 Persen, Dispertan Beri Solusi
Ke depan, Dispertan Pati menargetkan akan mencanangkan pendampingan kepada pengusaha telur lokal untuk meng-cover kebutuhan bantuan sosial dalam kota.
Dispertan Pati akan menjadikan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) menjadi pemasok dan penyalur Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) dari pemerintah.
“Tidak ada masalah di pemasaran. Tapi ke depan kita sudah jaring komunikasi dengan BUMDes. Mereka meminta mencukupi PKH, akan kita bina dan harapan kita kebutuhan telur mampu dicukupi desa,” pungkasnya. (Adv)
Baca juga: Komoditas Pertanian di Pati Jadi Alternatif Sektor Usaha saat Pandemi
Jangan lupa kunjungi media sosial kami, di facebook, twitter dan instagram
Redaktur : Ulfa
Wartawan Area Kabupaten Pati