palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com – Sejak pandemi virus corona penggunaan peranti elektronik semakin tinggi intensitasnya. Pasalnya pertemuan langsung yang menyebabkan kerumunan dibatasi untuk mencegah persebaran virus sehingga dialihkan ke pertemuan virtual. Rutinitas yang memaksa menggunakan platform digital rupanya mampu menyebabkan digital fatigue atau kelelahan secara mental dan fisik.
Digital fatigue merupakan kondisi kelelahan mental dan fisik yang disebabkan oleh pemakaian media digital secara berulang dan terus menerus. Dampak jangka panjangnya dapat menimbulkan masalah kesehatan fisik dan masalah kesehatan jiwa.
Gejala dan dampak digital fatigue
Kondisi digital fatigue biasanya ditandai dengan perasaan lelah, mata terasa sakit dan perih, sakit kepala, sensitif terhadap cahaya, gangguan konsentrasi dan memori. Nyeri otot leher, bahu, atau punggung, tbuh terasa tidak bertenaga dan malas bergerak.
Gejala-gejala tersebut dikarenakan saat beraktivitas menggunakan peranti elektronik tubuh kurang melakukan pergerakan sehingga membuat peredaran darah tidak lancar hingga menyebabkan gangguan otot hingga persendian.
Selain itu paparan blue light dari gawai yang berlebihan mempengaruhi mata dan saraf mata dan membuat otak lelah. Aktivitas yang dilakukan secara berulang membuat kerja otak menjadi hyper-focused dan overstimulated.
Dampak digital fatigue dapat mengganggu pola makan dan tidur dan membuat emosi tidak terkontrol dan sensitive. Bahkan digital fatigue juga dapat menimbulkan gangguan cemas, depresi, serta gangguan dalam menilai realitas.
Baca juga: Jaga Kesehatan Mental, Berikut Tips Kendalikan Emosi Negatif
Detoks digital
Lalu bagaimana mengurangi dan mengatasi kondisi digital fatigue?
Menghindari rasa kelalahan mental dan fisik akibat penggunaan perangkat elktronik bisa dilakukan dengan membatasi penggunaannya atau detoks digital.
Detoks digital dilakukan dengan cara membatasi diri untuk selalu mengakses media sosial, bermain game di gawai, serta aktivitas lainnya.
Melansir laman Hello Sehat disebutkan bahwa sebuah riset menunjukkan bahwa dengan mengurangi akses ke media sosial selama 30 menit per hari dapat mengurangi terjadinya depresi.
Baca juga: Aplikasi Movie Streaming Paling Populer Tahun 2020
Menu detoks digital
Mengurangi risiko digital fatigue bisa dilakukan secara perlahan namun harus konsisten. Menu detoks digital bisa dilakukan dengan resep berikut ini:
Membatasi akses media sosial
Cobalah membatasi akses media sosial dengan aturan limit waktu. Misalnya hanya menggunakan media sosial 1 jam per hari selama seminggu berturut-turut. Lalu jika masih kurang berdampak positif bisa meningkatkan batas akses seminggu sekali hingga menjadi sebuah kebiasaan.
Skala prioritas
Pastikan hanya menggunakan gawai dan akses digital jika berhubungan dengan tugas sekolah, urusan kerja, dan hal penting lainnya.
Hapus aplikasi
Gunakan jurus pamungkas menghapus aplikasi jika hal tersebut sangat mengganggu dan membuat stres. Atau letakkan aplikasi di dalam folder yang memerlukan PIN atau password sehingga menimbulkan rasa malas ketika ingin mengaksesnya. (*)
Baca juga: Trik Olahraga tanpa Absen Ngetik di depan Komputer
Jangan lupa kunjungi media sosial kami, di facebook, twitter dan instagram
Redaktur: Ulfa
Redaksi palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com