Selama ia bertugas Kata Eny, yang menjadi alasan para petani enggan membudidaya padinya secara organik adalah karena mereka kesulitan memasarkan produknya.
Baca juga: UMKM Kopi Kemasan Alami Penurunan Omset 40 Persen, Dispertan Beri Solusi
Pasalnya, harga jual padi organik terbilang lebih tinggi. Sedangkan pedagang pengumpul gabah kering panen menyamaratakan harga beli hasil panen padi organik dengan hasil panen yang non organik.
Untuk menjembatani hal tersebut, Dipertan Pati menggaet berbagai pihak untuk membantu memasarkan beras organik dari petani Pati.
“Saat ini pihak Dispertan sudah membantu dari sisi pemasaran, sudah ada pemesanan dari Dinas Pertaniaan sekitar 700 kilo, dari Disperindag juga sudah pesan, dan memasarkan lewat online, karena titik kritisnya di pemasaran. Kalau kita sudah bisa menjaga pasar insya Allah petani mengikuti tanam ini semakin banyak,” urai Eny.
Eny mengaku, pada musim tanam kedua tahun 2021 nanti, minat petani Pati untuk menanam padi secara organik semakin meningkat, mengingat semangat para petani untuk lepas dari jerat pupuk kimia juga tinggi. (Adv/MA/AZ/SHT)
Baca juga:
- DPRD Apresiasi Penyelenggaraan Bimtek SDM BPP Dispertan Pati
- Tingkatkan SDM Penyuluh Pertanian, Dispertan Pati Gelar Bimtek
- Berharap Bisa Atasi Masalah Petani Desa, Dewan Pantau Tindak Lanjut Bimtek Dispertan
Jangan lupa kunjungi media sosial kami, di facebook, twitter dan instagram
Redaktur: Atik Zuliati
Wartawan Area Kabupaten Pati