Sragen, palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com – Pemerintah Desa Sepat, Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen mempunyai cara unik untuk mengedukasi masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan. Pemdes setempat menggunakan kerajinan tangan bernilai jual yang disisipi pesan protokol kesehatan.
Berbagai produk kerajinan tangan tersebut di antaranya berupa tas anyaman plastik dari Dukuh Pucuk, dan keset anyaman kain dari Dukuh Wonorejo. Bahkan produk kerajinan itu berhasil menembus pasaran pelosok negeri maupun luar negeri.
Kades Sepat, Mulyono mengaku pemdes sengaja mengajak pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) untuk mengampanyekan protokol kesehatan untuk membangun kesadaran warga akan pentingnya menjalankan protokol kesehatan demi mencegah penularan Covid-19.
“Ada dua UMKM dari Desa Sepat Kecamatan Masaran yang berpartisipasi untuk sosialisasi pencegahan Covid-19 melalui tulisan poin protokol kesehatan yang ada pada tas anyaman atau keset,” terang Mulyono, Selasa (9/3/2021).
Baca juga: UMKM Kopi Kemasan Alami Penurunan Omset 40 Persen, Dispertan Beri Solusi
Dari potensi itu, Pemdes Sepat mengajak pengrajin untuk turut mengampanyekan protokol kesehatan Covid-19 dengan 5 M. Program 5M tersebut meliputi, mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak, memakai masker, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas keluar rumah.
“Kelima pesan ini kemudian diaplikasikan di produk tas anyam dan keset produksi. Tujuannya agar ada sinergi antara masyarakat dengan pemerintah desa dalam pencegahan penularan Covid-19,” lanjutnya.
Salah satu pengrajin tas anyaman, Yenni Eka Yulianti mengaku dengan ide kreatif memberikan pesan protokol kesehatan pada tas anyaman buatannya, membuat permintaan pesanan tas meningkat hingga 80 persen.
“Alhamdulillah, antusiasme masyarakat cukup tinggi. Jadi, kan pas pakai tas ini, masyarakat bisa baca tulisan ini dan langsung bisa diterapkan,” ungkap Yenni.
Baca juga: Edukasi Prokes, Promkes Semarang Gunakan Walking Board
Untuk model tasnya, Yenni mengatakan dirinya selalu up to date mengikuti perkembangan. Tidak heran jika setiap bulan dirinya bersama 30 orang pengrajin lainnya mampu menjual tas anyaman itu hingga ke sejumlah wilayah di tanah air bahkan ke luar negeri.
“Setiap bulan selama pandemi ini, kami memproduksi hingga 500-an tas anyaman (bertuliskan pesan prokes). Kami kirim ke wilayah Indonesia. Paling jauh (ke) Kupang, Aceh, hingga ekspor ke luar negeri seperti Korea Selatan, Jepang, dan Malaysia,” kata Yenni.
Kisaran harga tas anyaman plastik (bertuliskan pesan protokol kesehatan), mulai dari Rp50.000 hingga Rp150.000 per tas. Sedangkan untuk harga keset anyaman, mulai dari Rp5.000 per keset. (*)
Baca juga: Dua Kecamatan Zona Merah, Blora Gencar Sosialisasi Prokes
Jangan lupa kunjungi media sosial kami, di facebook, twitter dan instagram
Redaktur: Ulfa PS
Redaksi palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com