Semarang, palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com – Kota Semarang menjadi pilot project pendataan keluarga sebagai basis data agar tercipta zero stunting. Kota Lunpia ini dipilih oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) lantaran penanganan ibu hamil dan stunting sangat baik.
Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mengaku senang sebab upayanya dalam menjadikan masyarakat lebih sehat dan bergizi didukung oleh berbagai pihak. Salah satunya BKKBN, yang akan menurunkan program dan anggarannya guna memerangi persoalan stunting.
Hendi sebelumnya pernah menyampaikan bahwa persoalan stunting dan penurunan angka kematian ibu hamil dan bayi sebagai fokus program jangka pendek di periode kedua kepemimpinannya.
“Dari 1,7 juta jiwa, masih ada sekitar tiga ribuan (orang) anak yang masih stunting. Artinya PR masih belum selesai, kita harus bekerja keras untuk mengentaskannya,” tutur Hendi, usai memberikan pengarahan pada kegiatan quality assurance/asistensi di Kantor Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Semarang, Rabu (17/3/2021).
Baca juga: Entaskan Stunting, Pemkab Temanggung Gandeng Poltekkes
Selama ini pihaknya telah melakukan program penanganan berupa pemberian makanan tambahan, penempatan petugas surveilans kesehatan (Gasurkes) di setiap kelurahan, dan pemantauan ibu hamil.
“Stunting ini ditentukan saat proses kehamilan. Maka itu, pemantauan ibu hamil, seperti pengecekan gizi saat kehamilan, kontrol dokter, dan suplai makanan tambahan menjadi sebuah cara untuk minimalkan potensi stunting,” tambah Hendi.
Baca juga: Hendi Minta Lajur Baru Jembatan Sampangan Segera Difungsikan
Dijelaskan, dirinya juga meningkatkan anggaran pemberian makanan tambahan (PMT) yang semula Rp250 ribu meningkat menjadi Rp500 ribu. Harapannya, melalui PMT yang cukup dapat meningkatkan gizi ibu dan bayi. Tak hanya itu, Hendi pun juga memperhatikan kondisi bayi usai kelahiran.
“Ada usia emas anak yang harus kita perhatikan supaya anak bertumbuh dan berkembang denga baik. Hal itu mencakup penimbangan secara rutin melalui posyandu, pemberian makanan tambahan, dan melibatkan dokter puskesmas guna menangani anak yang sakit,” terangnya.
Program pendataan keluarga akan dimulai serentak pada 1 April 2021 mendatang. Dalam prosesnya, akan dilakukan kunjungan lapangan, guna memverifikasi data kependudukan, seperti jumlah dan jarak anak, angka kemiskinan, keberadaan ibu hamil, hingga kondisi stunting di suatu keluarga. (*)
Baca juga: Kasus Gizi Buruk di Pati Mengalami Peningkatan, Ekonomi Keluarga Bukan Faktor Utama
Jangan lupa kunjungi media sosial kami, di facebook, twitter dan instagram
Redaktur: Ulfa PS
Redaksi palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com