Pati, palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com – Anggota Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pati, M. Nur Sukarno, mendorong Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pati agar lebih memperhatikan harga jual produk pertanian organik.
Ia menuturkan bahwa pemerintah perlu memperhatikan pemasaran produk pertanian organik di sektor pasar. Karena produk pertanian organik dinilai memiliki keunggulan yang lebih daripada produk pertanian sintetis.
“Sudah seharusnya pemerintah memberikan apresiasi untuk hasil pertanian organik, berupa ketetapan harga yang jauh lebih tinggi,” ungkap Sukarno, Kamis (24/3/2021).
Saat ini sudah ada beberapa wilayah Kabupaten Pati yang sedang merintis budidaya pertanian padi organik. Sejauh ini, Kecamatan Gabus menjadi wilayah pertama yang memperoleh sertifikasi organik.
Politisi partai Golongan Karya (Golkar) tersebut bangga terhadap usaha budidaya pertanian organik yang dilakukan oleh kelompok tani di Kecamatan Gabus. Sebab hasil padi yang ditanam secara organik dapat menghasilkan padi yang berbeda dari padi sintetis. Terutama dari segi kandungannya, tekstura, maupun warna.
Baca juga: Harga Jual Padi Organik Lebih Tinggi Dibandingkan Padi Sintetis
Menurutnya, hal yang paling menjadi masalah bagi petani padi organik ialah sulit memasarkan produk. Sebagian besar di pasaran masih menganggap jenis padi hasil budidaya organik tidak ada bedanya dengan padi budidaya sintetis.
“Perbedaan padi organik dan padi sintetis harus dipahami. Apalagi kandungan dari padi organik jauh lebih menjanjikan ketimbang padi sintetis. Harganya seharusnya lebih tinggi,” ujarnya.
Akan tetapi, beberapa penjual padi sudah memahami kualitas dan karakteristik padi organik. Sehingga mereka mematok harga padi budidaya organik lebih tinggi.
“Kalau padi sintetis, harganya berkisar Rp4.200 per kilogram sampai dengan Rp4.400 per kilogram. Sedangkan harga padi organik, mampu menyentuh Rp5.200 sampai dengan Rp5.400 per kilogram”, ungkapnya.
Meskipun dalam menguatkan pemasaran padi organik adalah tugas pemerintah. Namun, dirinya pun tengah berupaya merintis pemasaran produk tanaman pangan organik melalui lembaga koperasi binaannya. (Adv)
Baca juga: Sulitnya Pupuk Subsidi Jadi Kesempatan Petani Gunakan Pupuk Organik