Pati, palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com – Dinas Pertanian dan Peternakan (Dispertan) Kabupaten Pati telah mampu memproduksi 700 ton kopi lokal pada 2020. Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Bidang (Kabid) Perkebunan Dispertan Kabupaten Pati, Gunawan kepada palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com, Rabu (31/3/2021).
“Kami akan kembangkan lagi agar produksi kopi dari Pati semakin meningkat. Pasalnya di tahun ini produksi tanaman kopi naik dari tahun sebelumnya. Sebelumnya hanya berkisar 500 ton saja,” ujarnya.
Upaya penyuluhan dan pendampingan secara intensif dari Dispertan dianggap mampu meningkatkan produktivitas panen tanaman kopi. Sehingga kenaikan hasil panen kopi cukup signifikan.
Baca juga: Video : Dispertan Pati Adakan Pelatihan Krupuk Sehat Non Bleng
Perlu diketahui, hingga 2021 luas areal perkebunan kopi di Kabupaten Pati mencapai 100.809 hektare. Areal perkebunan kopi di Kabupaten Pati tersebar di beberapa kecamatan, yakni Kecamatan Tlogowungu, Kecamatan Cluwak, Kecamatan Gembong, dan Kecamatan Gunungwungkal.
“Kami akan mendorong peningkatan budidaya kopi di Kabupaten Pati di wilayah lereng Gunung Muria. Karena menurut kami, wilayah tersebut suhu dan letak geografisnya mendukung tanaman kopi,” ungkapnya.
Terdapat tiga varietas tanaman kopi di Kabupaten Pati, antara lain kopi robusta, kopi arabika, dan kopi ekselsa.
Ia menjelaskan jika produk perkebunan kopi di Kabupaten Pati direkomendasikan untuk dapat diekspor.
Baca juga: Dispertan Pati Pastikan Bulog dan Konstraling Serap 16 Ribu Ton Gabah Petani
Kini, pihak Dispertan Kabupaten Pati tengah mencoba menjalin kerjasama dengan Balai Karantina Pertanian Semarang. Hal tersebut bertujuan agar kopi dari Pati dapat dikenal oleh seluruh masyarakat di Indonesia.
Di satu sisi, Gunawan mengatakan perlunya budidaya kopi mampu meningkatkan produktivitas lahan yang terdapat di lereng Gunung Muria. Karena, tanaman kopi memiliki perakaran yang kuat dan dinilai memiliki jangkauan yang luas.
“Adanya manfaat lain yang dihasilkan dari menanam kopi. Dapat memanfaatkan lahan yang ada. Selain itu, dapat mengurangi risiko banjir, karena nantinya akar-akar tanaman kopi bisa menahan laju air yang datang dari gunung,” ujar Gunawan.
Gunawan menyebut, selain dibudidayakan secara sintetis. Perkebunan kopi di Pati menerapkan budidaya secara organik. Diantaranya terdapat di Desa Klakah Kasian dan Desa Bageng di Kecamatan Gembong, Desa Gunungsari Kecamatan Tlogowungu, dan Desa Sidomulyo Kecamatan Gunungwungkal. (*)
Baca juga:
- DPRD Pati Dukung Dispertan Pangkas Rantai Distribusi Hasil Tembakau
- Video : Dispertan Pati Pastikan Penjualan Tembakau Berjalan Baik
- News Grafis : Dispertan Pati Tingkatkan Budidaya Tebu
Jangan lupa kunjungi media sosial kami, di facebook, twitter dan instagram
Redaktur: Atik Zuliati