Pati, palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com – Produsen jajanan tradisional di Kabupaten Pati mulai kebanjiran orderan menjelang bulan Ramadan. Bahkan permintaan produksi dari Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) mengalami peningkatan hingga 3 kali lipat dibandingkan dengan hari biasa.
Produsen Jajanan Tradisional, Muhamad Hadi mengatakan, kuwalahan menerima tingginya permintaan kue tradisional buatan rumah produksinya. Hal ini membuat ia dan karyawannya harus bekerja ekstra untuk memenuhi permintaan pasar.
“Menjelang Ramadan dan pas hari raya, kita istilahnya kuras tenaga. Permintaan 2-3 kali lipat. Kalau tidak kita stop, mungkin lebih dari itu,” ujarnya, kemarin.
Baca juga: Hendi Larang Kegiatan Buka Bersama Selama Ramadan
Pandemi Covid-19 seolah-olah tidak berpengaruh pada bisnis jajanan tradisional miliknya. Mengingat jajanan tempo dulu, selalu digunakan sebagai pelengkap untuk hajatan dalam budaya masyarakat.
Hadi mengaku pada hari biasa ia hanya memproduksi kue tradisional, wingko, seberat 40 kilogram. Kemudian wajik, jenang, dan madu mongso masing-masing 8 kilogram.
Namun menjelang Ramadan ia mampu memproduksi wingko 70 kilogram, jenang 15 kilogram, wajik 20 kilogram, dan madu mongso seberat 10 kilogram.
Baca juga: Jelang Ramadan, Harga Sembako Mulai Naik
Harganya jajanan tradisional ini pun cukup terjangkau, untuk setiap kemasan ia membandrolnya antara Rp800-1.000 tergantung jenis kuenya.
“Kemarin-kemarin sudah meningkat karena banyak acara hajatan, seperti nikahan, panen, dan megengan. Belum lagi nanti kalau mendekati Lebaran,” ungkapnya saat ditemui di rumah produksinya yang terletak di Desa Pagerharjo RT01/RW03, Kecamatan Wedarijaksa.
Atas tingginya permintaan pasar, ia pun harus merelakan waktu berangkat lebih pagi untuk mendistribusikan jajanan produksinya. Termasuk membeli bahan baku, dan mengolahnya.
Wartawan
Komentar