Rembang, palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com – Puskesmas Gunem bersama pemerintah desa di Kecamatan Gunem mengadakan Penyuluhan Pasangan Usia Subur Resiko Tinggi (Pusresti). Hal tersebut menimbang masih tingginya angka kematian ibu hamil dan kematian bayi di tahun 2020.
Yuwanita Nur Hayati, Kepala Puskesmas Kecamatan Gunem, menjelaskan sebenarnya sudah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi persoalan tersebut. Salah satunya dengan mengadakan berbagai kegiatan penyuluhan seperti, kelas ibu hamil, kelas balita, dan kelas ibu hamil beresiko tinggi.
Namun diakuinya segala upaya tersebut masih belum membuahkan hasil maksimal. Sehingga pihaknya merasa perlu mencari akar permasalahan agar tingginya kasus kematian ibu hamil dan bayi ini bisa segera diatasi.
“Seperti kita ketahui bahwa di Kecamatan Gunem angka kematian ibu tahun 2020 ada 2, terus angka kematian bayi dan balita juga masih ada. Kemudian angka kelahiran berat bayi rendah masih tinggi. Sehingga kita harus mencari akar permasalahannya,” papar Yuwanita.
Baca juga: Angka Kematian Ibu Melahirkan di Rembang Meningkat
Dari sini ia mengambil hipotesis bahwa akar masalah sebenarnya terdapat pada pasangan usia subur, karena mereka yang akan berencana untuk hamil.
Oleh karena itu, Yuwanita berharap dengan diadakannya kelas ini nantinya bisa mengurangi angka kematian ibu hamil dan bayi dengan memberi edukasi terhadap para Pusresti.
“Yang kami undang, pasangan usia subur yang mempunyai resiko anemia, yang lingkar lengannya kecil atau kek, punya penyakit kronis seperti diabetes melitus atau kencing manis juga hipertensi atau darah tinggi atau infeksi menular seksual,” jelas Yuwanita.
Baca juga: CDC Mengungkap Risiko Ibu Hamil Terjangkit Covid-19
Kemudian, selain kelompok Pusresti di atas, Yuwanita menjelaskan bahwa ada juga kategori yang perlu diperhatikan, yaitu yang tergolong dalam 4 T. Sedangkan yang termasuk dalam 4T yaitu hamilnya atau menikahnya terlalu muda, menikah kurang dari 20 tahun, terlalu tua di atas 35 tahun. Kemudian jarak persalinannya terlalu dekat dan jumlah anaknya terlalu banyak atau lebih dari empat.
“Yang masuk dikategori itu akan kami undang. Narasumbernya dari dokter tim puskesmas dan bidan desa. Tujuannya untuk memberikan edukasi pada pasangan usia subur ini supaya mengenali masalah yang ada. Harapan kami setelah mereka hamil, hamilnya terprogram, sehingga menghasilkan ibu hamil yang berkualitas, sehingga saat setelah melahirkan sehat terus bayinya sehat dan normal dan tidak stunting,” ucapnya.
Sementara itu Andriyani, ketua bidang Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Kecamatan Gunem menjelaskan kelas Pusresti ini masih baru dan rencananya akan diadakan di tiap desa se Kecamatan Gunem. Kelas Pusresti ini rencananya akan diadakan 3 kali hingga 4 kali dalam setahun.
“Rencana kedepan setiap desa bisa mengadakan kelas Pusresti, dimana tiap desa bisa menganggarkan dan mengadakan kelas Pusresti 3 sampai 4 kali dalam setahun. Untuk pesertanya 10 sampai 15 orang tergantung desanya,” terang Andriyani. (*)
Baca juga: Perhatikan Makanan yang Dilarang Bagi Ibu Hamil
Jangan lupa kunjungi media sosial kami, di facebook, twitter dan instagram
Redaktur: Ulfa PS