Pati, palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com– Gunungwungkal menjadi wilayah dengan perkebunan komoditas durian terbesar di Kabupaten Pati.
Menurut catatan Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kecamatan Gunungwungkal, terdapat 43.939 pohon durian dengan luas areal lahan perkebunan 50 hektare.
Koordinator BPP Kecamatan Gunungwungkal, Med Nurhindarno menyebutkan bahwa durian di Gunungwungkal terdiri dari beberapa jenis. Yakni jenis Lokal, Montong, Bawor, Duri Hitam, dan Musang King.
Baca Juga: Cakades Terpilih dan Kades Terciduk Razia Karaoke, Ini Tanggapan Bupati Pati
Perkebunan durian di Kecamatan Gunungwungkal tersebar di beberapa desa. Yaitu Desa Jrahi, Desa Giling, dan Desa Sampok.
Pada kebijakan sebelumnya, BPP Kecamatan Gunungwungkal berupaya untuk mendorong petani menyisakan lahannya untuk ditanami komoditas buah-buahan, salah satunya durian.
Hal ini dikarenakan, komoditas durian merupakan tanaman yang ekslusif dan mampu bertahan cukup lama.
Baca Juga: Klaster Manakib, Bupati Pati: Tinggal Empat yang Positif
“Petani sudah mulai menggeliat dalam upaya membudidayakan durian. Kami berusaha merubah mindset petani agar tidak hanya memanfaatkan lahan kosong untuk tanaman ubi kayu terus,” ungkapnya kepada palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com, Jum’at (30/4/2021)
Menurut Med, harga buah durian mulai menggeliat dalam tiga tahun terakhir. Kini harga durian mencapai Rp 50.000 sampai dengan Rp 70.000 per buah.
Pihak BPP mencoba membentuk komunitas durian di Gunungwungkal, agar petani yang tergabung dapat berkoordinasi dalam menentukan harga.
Baca Juga: Menuju Pertanian Modern, Dispertan Pati Kembali Salurkan Puluhan Alat Pertanian
“Kami berupaya mengajak para petani membentuk komunitas durian agar ada wadah dalam menentukan kesepakatan harga. Supaya mereka tidak saling membunuh dan mematikan pasaran satu sama lain. Apalagi durian adalah buah unggul yang diminati banyak konsumen lokal maupun luar,” tambahnya
Ia mengatakan buah durian masih dijual petani secara mandiri di Desa Jrahi. Hal ini membuat BPP mengambil langkah untuk komunikasikan permasalahan penanganan pasca panen. Pihaknya juga menghubungi Komunitas Obor Tani dari Bawen, Kabupaten Semarang.
“Bila mereka kesulitan memasarkan durian, Komunitas Obor Tani siap menampung membantu memasarkannya. Sehingga langkah tersebut dapat menolong petani menjual hasil panennya”, pungkasnya. (*)
Baca Juga:
- Genjot Produktivitas Petani Padi di Trangkil, Dispertan Fasilitasi Laboratorium dan Sekolah Lapang
- Dispertan Pati Adakan Pelatihan Krupuk Sehat Non Bleng
- Dispertan Serap 16 Ribu Ton Gabah, Masih Timpang dengan Jumlah Hasil Panen
Jangan lupa kunjungi media sosial kami, di facebook, twitter dan instagram
Redaktur: Mila Candra