Jakarta, palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com – PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) berencana menutup 13 gerai di tahun 2021 ini. Perusahaan ritel yang sudah malang melintang di Indonesia ini memiliki 147 gerai, terdiri dari 124 gerai reguler dan 23 gerai dalam pengawasan.
“Tentang 13 gerai, sampai saat ini belum ditutup. Tapi memang rencana akan ditutup di 2021,” kata Corporate Secretary and Legal Director Matahari Department Store, Miranti Hadisusilo dikutip Minggu (2/5/2021) seperti dikutip Detik.
Rencana tersebut sejalan dengan kinerja keuangan Matahari yang lesu. Sepanjang kuartal I-2021, perusahaan mencatatkan rugi bersih Rp 95 miliar atau lebih besar dibandingkan rugi bersih tahun sebelumnya yang sebesar Rp 93 miliar.
Rugi bersih ini didapat usai manajemen mencatatkan penjualan kotor yang mencapai Rp 2,07 triliun pada kuartal I-2021, angka itu lebih rendah 23,6% dari tahun 2020 dan lebih rendah 37,4% dari tahun 2019.
Sementara angka penjualan bersih, Matahari mencatatkan sebesar Rp 1,16 triliun atau 25,0% lebih rendah dari tahun 2020 dan 39,7% di bawah realisasi 2019.
Sementara itu, Chief Financial Officer Matahari, Niraj Jain mengatakan bisnis perusahaan selama kuartal I-2021 masih terdampak oleh PSBB ketat yang berlaku hingga 8 Februari 2021, yang kemudian berlanjut dengan PPKM berskala mikro sampai saat ini diterapkan.
“Kami terus beroperasi dalam situasi makro yang menantang. Kami memastikan pengendalian yang ketat atas beban operasional dan belanja modal,” katanya.
Dia mengatakan Perseroan sedang mengawasi 23 gerai, dan menutup 13 gerai. Niraj memastikan perusahaan juga akan membuka 1 gerai baru di Balikpapan Ocean Square pada April 2021.
Baca Juga : Video: 5 Daftar Lokasi Paling Mistis; Angker di Kabupaten Pati | Versi Pojoke Pati
“Kami terus mendapat dukungan dari pemilik mal (Matahari) dan pemasok. Kami telah memperpanjang fasilitas pinjaman bank senilai RP 1 triliun dan mengakhiri triwulan 1 dengan saldo pinjaman bank sebesar Rp 480 miliar. Perseroan terus mengambil posisi konservatif dalam situasi dengan ketidakpastian yang tinggi,” ungkap Niraj.
Sebelumnya, Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) mengungkapkan banyak pelaku ritel dan mal atau pusat perbelanjaan yang gugur alias tutup operasi karena terdampak pandemi COVID-19.
Tidak hanya tutup, Ketua APPBI Alphonsus Widjaja mengatakan ada pula pusat perbelanjaan yang menjual asetnya karena terdampak pandemi yang sudah berlangsung selama setahun belakangan ini.
“Penutupan usaha ritel ataupun dijualnya pusat perbelanjaan dalam kondisi seperti saat ini memang sudah diperkirakan akan terjadi dikarenakan ritel dan pusat perbelanjaan sudah menderita dan terpuruk selama lebih dari satu tahun,” katanya bulan lalu.
Dia mengatakan, daya tahan sebuah perusahaan berbeda sehingga keputusan untuk menutup operasi harus dilakukan. Apalagi, diperkirakan banyak pelaku usaha ritel khususnya di bidang fashion tertekan akibat COVID-19 di tahun 2021.
“Salah satu sektor Ritel yang cukup terpukul selama pandemi adalah kategori fashion (sandang/busana),” katanya.
Di Indonesia sendiri toko ritel besar sekelas Giant dan Hero mulai menutup banyak tokonya tahun ini. (*)
Baca Juga : Pemkab Bogor Terapkan Pembatasan Operasional untuk Tekan Penyebaran Virus Corona
Tonton Video Menarik “Korsleting Stop Kontak, Kandang Ayam Milik Warga Tayu Terbakar”
Redaksi palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com