Ragam Persoalan Pertanian, BPP Pucakwangi Sayangkan Minat SDM Terbatas

Pati, palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com– Persoalan seringkali ditemui oleh Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) dalam menangani dinamika pertanian di suatu wilayah binaan.

Seperti salah satunya yang dialami oleh BPP di Kecamatan Pucakwangi.

Menurut Koordinator BPP Kecamatan Pucakwangi, Wicaksana Adinugraha, pertanian di Pucakwangi banyak mengalami beragam persoalan.

Antara lain kekeringan lahan akibat cuaca, sarana prasarana pertanian yang kurang mendukung, dan sumber daya manusia (SDM) yang minim minat bertani.

Baca Juga: BPP Gunungwungkal Ajak Petani Optimalkan Produktivitas Tanaman Holtikultura

“Kami menemui banyak persoalan di sini, diantaranya lahan, cuaca, sarpras, dan sumberdaya manusianya,” ujarnya kepada palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com

Ia menyebutkan bahwa persoalan yang timbul akibat faktor cuaca, tidak terlalu membuat petani kesulitan.

Lantaran sawah petani dapat dialihfungsikan untuk menanam tanaman yang cocok pada lahan kering, seperti jagung.

“Ketika musim kemarau, kami kekurangan air untuk mengairi lahan. Sehingga lahan kami tidak bisa subur kalau ditanam padi. Untuk itu, kami tanami jagung,” ungkap Wicaksana

Baca Juga: BPP Pucakwangi Ungkap Prospek Penjualan Tembakau 2021 Kurang Bagus

Selain itu, masalah selanjutnya adalah kurangnya pengadaan sarana dan prasarana pertanian, khususnya akses jalan penghubung ke sawah.

Menurutnya, pemerintah telah memberikan sarana dan prasarana berupa Alat Mesin Pertanian (Alsintan) kepada petani.  Meliputi traktor, mesin pipil jagung, kultivator, dan alat pengering padi.

“Kami sudah menerima bantuan sarana dan prasarana pertanian berupa alsintan. Akan tetapi, kami belum mendapati upaya pemerintah dalam memperbaiki jalan kami ke sawah,” ucap Wicaksana

Jalan-jalan yang mengalami kerusakan antara lain berada di jalan desa Mojoagung, desa Sitimulyo, dan desa Wateshaji.

Baca Juga: Putus Rantai Serangan Hama, BPP Puncakwangi Ganti Varietas Padi

Kondisi tersebut, cukup menguras energi petani sehingga berpengaruh pada mobilitasnya. Alhasil kegiatan pertanian menjadi terganggu.

Selain itu, menurutnya persoalan yang sangat disayangkan adalah minimnya minat SDM dalam bertani.

“SDM kebanyakan manula di atas 50 tahun, yang usia 30 – 40 tahun jarang ditemui,” ungkapnya

Regenerasi petani yang berkurang akan mengakibatkan paradigma petani menjadi buruk. Apalagi kondisi sekarang, banyak petani yang taraf kesejahteraannya berkurang lantaran terkendala masalah jual beli hasil panen yang dipermainkan oleh tengkulak. (*)

Baca Juga: 

 

Jangan lupa kunjungi media sosial kami, di facebook, twitter dan instagram

Redaktur: Mila Candra

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com  di Google News. silahkan Klik Tautan dan jangan lupa tekan tombol "Mengikuti"

Jangan lupa kunjungi media sosial kami

Video Viral

Kamarkos
Pojoke Pati