DKP Pati Targetkan Produksi Garam 260 Ribu Ton Tahun Ini

Pati, palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com – Tahun 2021 pemerintah pusat menargetkan Kabupaten Pati produksi garam rakyat sebanyak 388 ribu ton. Sementara Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Pati menargetkan petani Pati hanya mampu memproduksi sebanyak 260 ribu ton.

Kepala Bidang Pengelolaan dan Pengembangan Produk Kelautan dan Perikanan (P3KP) Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pati, Johanes Harnoko mengatakan, ada beberapa faktor yang mempengaruhi DKP Pati menurunkan target produksi. Diantaranya, musim kemarau tahun ini tak sekering tahun-tahun sebelumnya.

“Kita nego alasannya berdasarkan produksi tahun kemarin, kita mengundang BMKG di akhir tahun kecenderungan cuacanya agak lebih baik dari 2020 tapi tidak sebagus di tahun 2018,” kata Johannes kepada palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com saat ditemui di kantornya hari ini, Sabtu (22/5/2021).

Baca Juga :   Dewan Pati Sebut Siap New Normal Juga Harus Hilangkan Abnormal

Baca juga: Lomba KTT Berprestasi, Dispertan Pati Support KTT Mendo Mulyo

Perlu diketahui selama 10 tahun terakhir puncak produksi garam Pati tertinggi berada di tahun 2015 dengan capaian 381,7 ribu ton dan 2019 dengan capaian 350,7 ribu ton. Diprediksi cuaca tahun 2021 tak sebagus tahun-tahun tersebut, sehingga dianggap tidak relevan target 388 ribu bisa dicapai.

Faktor kedua selain cuaca, harga garam saat ini diketahui kurang bagus. Garam rakyat dipasaran perkilonya hanya Rp550 (garam kualitas unggulan K1) dan diprediksi bisa turun lagi saat panen raya garam di Bulan Juli.

Rendahnya harga garam membuat semangat petani kendor. Diprediksi Johanes dari 2.907.62 hektare lahan pertanian garam di Pati hanya 2.000 hektare saja yang beroperasi. Sisa tambak diisi ikan yang lebih menjanjikan harganya.

Baca Juga :   Pilkades Pati di Tengah Pandemi, Kerumunan Tak Terhindari 

“Kembali lagi kepenyerapan. Kalau harga bagus kan semangat. Dari luasan kita di 2.900-an hektare kalau dibuat garam semua ya bisa, tapi pengaruh harga mempengaruhi luasan yang menurun. Kalau harganya turun jelas mereka memilih diisi ikan,” terangnya.

Upaya pemerintah akan mengimpor garam sebanyak 3,5 juta ton juga menurut Yohanes menyurutkan semangat petani garam untuk beroperasi.(Adv)

Baca juga: 

Jangan lupa kunjungi media sosial kami, di facebook, twitter dan instagram

Redaktur: Atik Zuliati