Pati, palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com– Dinas Pertanian (Dispertan) Kabupaten Pati memberikan materi teori dan praktik peragaan Perangkat Uji Tanah Sawah (PUTS) serta Perangkat Uji Pupuk kepada Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) se-Kabupaten Pati belum lama ini.
Tujuannya adalah agar PPL maupun petani dapat mengetahui cara mengukur unsur hara dalam tanah. Sehingga hal ini dapat mengajak petani agar tidak boros dalam penggunaan dan pengajuan pupuk bersubsidi, yang dapat merugikan petani di segi biaya dan dalam segi kesehatan tanaman.
Menurutnya, PPL KJF (Kelompok Jabatan Fungsional) diperlukan adanya pendalaman ilmu tersebut untuk dijelaskan kepada petani di wilayah binaan masing-masing. Pasalnya, petani perlu memahami cara mengkonversi tanah, supaya mengetahui seberapa perlu kebutuhan pupuk yang cukup bagi lahan.
Baca Juga: PPL Pati Ikuti Praktik Penghitungan Konversi Pupuk
“Kami perlu sampaikan materi ini kepada aparatur tentang bagaimana cara mengukur unsur hara pada tanah,” ungkap Darsuki kepada palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com, Sabtu (29/5/2021)
“Kemudian, petani bisa memperhitungkan berapa kebutuhan pupuk mereka. Lalu membuat pengajuan pupuk subsidi yang sudah diperkirakan menurut hasil perhitungannya kepada PPL maupun Dinas,” imbuh Darsuki
Ia menegaskan bahwa tindakan ini ada manfaatnya dalam pengusulan bantuan pupuk subsidi melalui Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK). Sehingga kebutuhan subsidi pupuk dari pemerintah pusat lebih efisien.
Dalam praktik tersebut, peserta diminta menyiapkan tanah yang diambil dari lahan yang telah disediakan. Peserta banyak mendapatkan kandungan tanah yang basah pasca terkena hujan. Sehingga menyebabkan kesulitan bagi mereka dalam menjadikan media praktik.
Baca Juga: Pupuk Kompos Bokasi Diklaim Mampu Suburkan Tanah Tandus
Menurut Darsuki, dalam pengambilan tanah harus diperhatikan kondisi lahannya. Bila tanah dalam kondisi basah, maka ketika tanah diaduk akan menjadi pekat.
Selain itu, peserta harus memerhatikan gangguan yang terdapat di tanah, diantaranya akar padi, kerikil, dan bebatuan lainnya. Sebab hal itu dapat mengganggu sterilnya tanah.
Ia menyampaikan bahwa pengambilan tanah harus pada titik yang sama dengan kandungan yang sama. Sehingga tanah tersebut bersifat homogen.
Darsuki berpesan, supaya peserta dapat memperhatikan jenis tanah, jenis campuran tanah, takaran cairan pengaduk, dan hasil praktikum. (*)
Baca Juga:
- Pupuk Subsidi Dipangkas, Gapoktan Usaha Jaya Olah Pupuk Organik Sendiri
- Realisasi Pupuk Subsidi Pati Berkurang hingga 65 Persen dari Pengajuan
- Sosialisasi Pupuk Bio Konversi, Wujudkan Pertanian Ramah Lingkungan
Jangan lupa kunjungi media sosial kami, di facebook, twitter dan instagram
Redaktur: Mila Candra
[embedyt] https://www.youtube.com/watch?v=BjPfIMYrkOo[/embedyt]