Dispertan Pati Ajak Petani Terapkan Penanaman Jajar Legowo 2:1

Pati, palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com– Dinas Pertanian (Dispertan) Kabupaten Pati mengajak petani peserta Sekolah Lapang (SL) Integrated Participatory Development Management Irrigation Program (IPDMIP) menerapkan sistem tanam padi jajar legowo 2:1.

Sistem tanam ini, dinilai mampu menampung populasi tanaman padi lebih banyak pada lahan per hektare. Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Seksi (Kasi) Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) Dispertan Kabupaten Pati, Evi Nindya Kusuma kepada palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com, Kamis (3/6/2021).

Baca Juga: Optimalkan IPDMIP, Dispertan Berbagi Ilmu Pertanian

“Kami terapkan penanaman jajar legowo 2:1, karena mampu menanam jumlah populasi padi lebih banyak di tiap hektarenya,” ungkapnya

Dirinya berharap, ketika SL selesai, petani mau menerapkan sistem tanam jajar legowo 2:1 pada lahan masing-masing.

Baca Juga :   Sisa Rp652 Juta, Dana BTT Pemkab Pati Ditambah Rp61 Miliar

Dispertan Kabupaten Pati menyediakan Laboratorium Lapangan (LL) seluas 1 (satu) hektare. LL ini dijadikan tempat, dimana petani dapat mengeksekusi proses olah lahan, proses penanaman, dan pemeliharaan tanaman.

Baca Juga: Dispertan Pati Gelar Bimtek BPP Konstratani Proyek IPMIP 2021

Pihaknya pun tak lupa memasok persediaan pupuk dan benih sebagai fasilitas pendukung suksesnya SL IPDMIP.

Pupuk tersebut diantaranya pupuk urea dan pupuk NPK (Phoska). Ketersediaan benih pun disiapkan demi meningkatkan kualitas produksi tanaman.

“Sebelum pelaksanaan, kami amati dulu LL-nya. Kami perhitungkan jumlah anakan, tinggi tanaman, kapasitas pupuk, lalu kemudian amati budidayanya. Jika peserta SL telah mengamati LL, mereka mulai belajar cara bertanam. Setelah itu, tanamannya diamati setiap seminggu sekali,” ucap Evi

Baca Juga :   Wilayah Pati Utara dan Kota, Jadi Sasaran Pengedar Narkotika

Baca Juga: Dispertan Ajak Peternak Ayam Layer Perbaiki Manajemen Pemeliharaan

Ia mengaku sedang mengupayakan adanya ubinan untuk menghambat serangan hama atau Organisme Pengganggu Tanaman (OPT). Hal ini bertujuan agar dapat memproyeksi hasil budidaya.

“Karena jika ada OPT yang tak teramati, nantinya akan menghambat budidaya,” imbuhnya

Perlu diketahui, sistem tanam jajar legowo memiliki beberapa variasi, antara lain 2:1, 3:1, 4:1, dan 5:1. Tetapi sistem jajar legowo paling sesuai dengan kondisi lahan secara umum di Indonesia adalah jajar legowo 2:1. (*)

Baca Juga:

Baca Juga :   Nekat Gelar Organ Tunggal, Berujung Dibubarkan Polsek Kayen

 

Jangan lupa kunjungi media sosial kami, di facebook, twitter dan instagram

Redaktur: Mila Candra

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com  di Google News. silahkan Klik Tautan dan jangan lupa tekan tombol "Mengikuti"

Jangan lupa kunjungi media sosial kami

Video Viral

Kamarkos
Pojoke Pati