Jejaring Kemitraan dan Agribisnis Belum Optimal, Hambat Penjualan Produk

Pati, palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com– Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kostratani perlu membangun jejaring kemitraan dan membentuk agribisnis, demi memudahkan pemasaran produk pertanian petani di Kabupaten Pati.

Menurut PPL KJF (Penyuluh Pertanian Lapangan Kelompok Jabatan Fungsional) Dinas Pertanian (Dispertan) Kabupaten Pati, Sudiyanto mengatakan bahwa kelemahan petani karena masih berwatak indivividual, sehingga perlu ada kebersamaan untuk dapat menangani produksi pasca panen.

Baca Juga: Dispertan Pati Ajak Petani Terapkan Penanaman Jajar Legowo 2:1

“Selama ini petani masih individual, sehingga amat disayangkan jika penjualannya terhambat karena faktor ini. Olah data, pembangunan pertanian, tekonologi pertanian sudah dilakukan. Tetapi, yang kurang adalah jejaring kemitraan dan agribisnis,” ungkapnya kepada palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com, Kamis (3/6/2021)

Ia menambahkan jika perlu ada terobosan dengan menjalin kemitraan bersama serta membentuk skema agribisnis demi mengatasi hambatan penjualan.

“Kami mengevaluasi adanya peranan dan fungsi BPP Kostratani. Perlu adanya stakeholder dan Kelompok Tani (Poktan) yang saling bersinergi agar arahnya sejalan. Tanpa itu semua ini mustahil,” ucap Sudiyanto

Baca Juga: Kuota Formasi ASN Dispertan Pati di CPNS 2021

Menurutnya, selama ini persentase keberhasilan penjualan belum tercapai. Sedangkan, untuk membuat konsep agribisnis tidak mudah dan tidak cepat.

Sehingga diperlukan adanya semacam korporasi yang mampu mengelola sektor pertanian dari hulu hingga ke hilir. Yang menyediakan segala sarana dan prasarana pertanian untuk mencapai kesejahteraan petani.

Pasalnya, untuk rantai distribusi penjualan padi ataupun beras cenderung merugikan petani. Karena ada beberapa faktor yang menyebabkan tengkulak mematok harga sesuai kemauannya sendiri.

Baca Juga: Kena Refocusing, Alokasi Asuransi Pertanian Pati Dikurangi 150 Hektare

Sehingga dengan adanya Konsep Agribisnis dapat memudahkan petani dalam mengelola hasil panennya sendiri.

Selain itu, Sudiyanto amat menyayangkan jika petani terlalu bergantung dalam menjualkan beras ke Bulog.

“Cukup memberatkan petani. Karena terdapat banyak kriteria yang semestinya dipenuhi. Sedangkan, beras dari petani banyak yang tak memenuhi kriteria Bulog,” ujarnya

Baca Juga: Budidaya Organik, Gapoktan Usaha Jaya Siap Berbagi Ilmu Pertanian

Hal tersebut disebabkan karena faktor cuaca, kualitas benih, dan kekurangan pupuk. Menyebabkan kuantitas dan kualitas produk pertanian menurun.

Kriteria yg ditentukan bulog memberatkan petani. Akibat faktor cuaca, yang dapat mempengarahi kuantitas dan kualitas beras dari petani.

Ia berharap, petani dan BPP kostratani dapat mengoptimalkan kerjasama mereka dalam membangun jejaring kemitraan dan konsep agribisnis, demi mewujudkan ketahanan pangan nasional. (*)

Baca Juga:

 

Jangan lupa kunjungi media sosial kami, di facebook, twitter dan instagram

Redaktur: Mila Candra