Pati, palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com– Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian (Dispertan) Pati Kun Saptono mengungkap tentang penyebab produk kedelai lokal sulit bersaing dengan produk kedelai impor dari Amerika dan Eropa.
Perbedaan yang mendasar kata Kun, karena petani lokal masih membudidaya kedelai secara tradisional, sementara negara importir sudah professional.
“Pada umumnya petani Indonesia pola tanamnya tradisionil. Budidaya masih petak-petak kecil. Tidak terlalu banyak hamparan karena relatif sempit. Berbeda dengan Kanada dan Amerika sudah model perusahaan-perusahaan. Mereka sudah memakai mekanisasi moderen benih diatur sedemikian rupa jadwal tanam, pengaturan air, pengendalian hama penyakit, panen dan paska panen sudah memakai mekanisasi jadi hamparannya luas produksi efisiien. Pengeluaran itu sudah terukur,” terang Kun kepada palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com
Baca Juga: 850 Hektar Lahan Akan Dapat Benih Kedelai Gratis dari Dispertan
Karena masih tradisional, harga proiduksi yang dikeluarkan petani lokal tentunya lebih mahal, sehingga keuntungan yang didapat tidak banyak. Selama ini keuntungan kedelai lebih kecil dibandingkan komoditas lain. Sebut saja kacang hijau, satu kilonya bisa dihargari Rp12 ribu rupiah, sementara kedelai hanya Rp 6 ribu rupiah.
Selain itu, meski kedelai di Indonesia memiliki kualitas dan kandungan gizi yang tinggi dibandingkan kedelai impor, dalam segi varietas kedelai di Indonesia kalah secara komersial.
Baca Juga: Dispertan Pati Serahkan Alat Pengolahan Kopi
“Kedua kedelai lokal lebih sehat tapi biji penampakannya lebih kecil kalau diolah untuk tahu tempe kurang babar, terlalu boros. Kalau kedelai impor kan besar-besar,” lanjut Kun
Imbasnya, karena ongkos produksi yang lebih kecil, harga kedelai impor lebih murah daripada kedelai lokal. Karena kalah bersaing harga, sehingga wajar jika minat petani untuk menanam kedelai begitu kecil.
Kun mengatakan cara untuk meningkatkan minat para petani menanam kedelai adalah menaikkan harga pokok penjualannya atau mengkampanyekan membeli produk lokal. (Adv/MA)
Baca Juga:
- Dispertan Pati Optimalkan Kostratani dan Peran PPL
- Dispertan Pati Gelar Bimtek BPP Kostratani Proyek IPDMIP 2021
- Mengenal Konstratani Dispertan Kabupaten Pati
Jangan lupa kunjungi media sosial kami, di facebook, twitter dan instagram
Redaktur: Mila Candra
Wartawan Area Kabupaten Pati