Pati, palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com– Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kecamatan Gunungwungkal mengatur strategi pemasaran produk pertanian.
Hal ini dinyatakan oleh Koordinator BPP Kecamatan Gunungwungkal, Med Nurhindarno saat dihubungi palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com, Sabtu (12/6/2021).
Bersama Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL), PPL Swadaya, dan Kelompok Tani (Poktan) dirinya mencoba mewujudkan inovasi agribisnis.
Upaya tersebut dilakukan agar mampu mewujudkan kemandirian petani dalam mengelola hasil panen dari komoditas yang mereka tanam.
Baca Juga: BPP Tlogowungu Sebagai Pusat Penggerak Pertanian
Adanya komoditas pertanian yang begitu beraneka ragam dan melimpah, pihaknya tak ingin penanganan pasca panen tak mampu dikelola secara mandiri swadaya oleh petani di wilayah binaannya.
Hal inilah yang melatarbelakangi BPP Kecamatan Gunungwungkal teknis penanganan pasca panen yang efektif dan efisien.
Ia menyampaikan bahwa telah menjembatani Poktan Tani Mulya Mandiri, desa Sidomulyo mengikat hubungan kemitraan dengan PT. Sido Muncul Semarang dalam penjualan tanaman sembung sebagai bahan jamu tradisonal.
Baca Juga: Sambangi Pati, Kepala BPPSDMP Kementan Soroti SDM Pertanian dan Kostratani
“Dengan adanya kekayaan tanaman bio-farmaka milik petani, kami memanfaatkannya sebaik-baiknya. Sehingga hal tersebut bisa memajukan serta meningkatkan kesejahteraan petani kami,” ungkap pria yang akrab disapa Med
Tidak hanya itu, juga membangun jejaring kemitraan dengan Asosiai Porang Pati (Asperati) dalam membentuk divisi pemasaran porang.
Serta mengoptimalkan peran serta petani durian di wilayah tersebut, apalagi Gunungwungkal merupakan penghasil durian terbesar di Kabupaten Pati.
Baca Juga: 3 PPL Positif Covid-19, Program BPP Margoyoso Dibantu PPL Swadaya
Menjembatani petani dengan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Jrahi, dirinya menghidupkan agro wisata durian di Desa Wisata Pancasila, Desa Jrahi.
Selain itu, mayoritas petani di Kecamatan Gunungwungkal menerapkan sistem tanam tumpang sari. Hal ini dimanfaatkan untuk mengefektifkan lahan untuk menanam tanaman pangan dan tanaman holtikultura.
“Memang, saat ini kami mendorong petani agar tidak hanya menanam tanaman yang sejenis. Misalkan petakan lahan a ditanami ubi kayu, lalu petakan lahan b ditanami ubi kayu lagi. Kami mangajat supaya menanami tanaman yang berbeda-beda. Karena tanah kami berada di lereng Gunung Muria, maka kami sarankan agar petani menanam buah-buahan,” ujarnya
Baca Juga: BPP Margoyoso Kenalkan Kandungan Unsur Hara Tanah kepada Petani
“Sementara untuk tanaman porang masih tumbuh liar dan masih dibudidayakan secara perorangan di pekarangan,” imbuhnya
Selain itu, populasi ternak di Kecamatan Gunungwungkal terdiri dari sapi potong dengan jumlah 2.835 ekor, kambing dengan jumlah 11.023 ekor, itik dengan jumlah 3.269 ekor, dan ayam buras (kampung) dengan jumlah 23.856 ekor.
Untuk memperoleh informasi dan lebih lanjut berkaitan seputar pertanian di Kecamatan Gunungwungkal, bisa langsung datang ke Kantor BPP Kecamatan Gunungwungkal atau hubungu via sambungan telepon di 085878898232 (Med Nurhindarno). (*)
Baca Juga:
- BPP Tlogowungu Evaluasi KTT Mendo Mulyo
- BBPP Lembang Bandung Latih 30 Penyuluh Pertanian Pati
- Dispertan Pati Gelar Bimtek BPP Kostratani Proyek IPDMIP 2021
Jangan lupa kunjungi media sosial kami, di facebook, twitter dan instagram
Redaktur: Mila Candra