Rembang, palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com – Memasuki musim kemarau sejumlah petani mulai garap lahan tambak garam di Rembang. Salah satunya Munadi buruh penggarap lahan yang ada di Desa Punjulharjo Kecamatan Rembang.
Saat ditemui oleh palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com di tempatnya bekerja, ia baru saja melakukan tahapan sareman atau penghalusan lahan dengan galah panjang yang ujungnya terdapat roda semen. Tahap ini bagi Munadi merupakan tahap awal dalam produksi garam.
Meskipun cuaca dan cahaya matahari belum maksimal, Munadi menilai memasuki bulan keenam ini sudah cukup untuk membuat kristal garam.
“Baru mulai tahun ini. Tapi yang gini masih mendang-mendung,” ungkapnya.
Baca juga: PPKM Mikro, Alun-Alun Rembang Ditutup Setiap Akhir Pekan
Bahkan, di lokasi ia sudah mampu menunjukkan sejumlah hasil panennya hari itu. Ia memperkirakan sudah mendapat garam lebih dari satu kwintal dalam panen pertamanya. “Kalau harga sekarang Rp400,- per kilonya. Lumayan tinggi sebenarnya,” imbuhnya.
Besaran harga tersebut jika dibandingkan harga garam tahun lalu mempunyai selisih sedikit lebih tinggi. Pada tahun 2020 harga garam di Rembang hanya sebesar Rp300 per kilo saja.
Lebih lanju,t sedangkan untuk tahun sebelumnya pertanian lahan yang ia garap mempunyai cukup banyak. Dalam akhir masa kemarau, jika total setidaknya ia mendapat Rp10 juta. “Sepuluh juta itu dibilang cukup gak cukup ya tetap cukup. Saya cuma butuh tenaga. Tidak kayak petani sawah,” ujarnya.
Sedangkan untuk mekanisme pembayaran dari lahan yang dikerjakannya, di bagi setengah dengan pemilik lahan. “Ya kalau semisal 1 ton ya diambil setengah. Trus dipotong mesin pompa air juga Rp10 ribu,” imbuhnya. (*)
Baca juga:
- Nelayan Sarang Gelar Audiensi Bersama DPRD Rembang
- Wabup Rembang Minta Masyarakat Tak Remehkan Lonjakan Covid-19
- Video : Kebutuhan Kopi di Rembang Capai 25 Ton per Bulan
Jangan lupa kunjungi media sosial kami, di facebook, twitter dan instagram
Redaktur: Atik Zuliati