Minimnya Persediaan Air, LMDH Perhutani Desa Larangan Kesulitan Tanam Jagung

Pati, palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com – Musim kemarau melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Pati. Hal ini berimbas pada sektor pertanian komoditas jagung.

Ketua Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Perhutani Desa Larangan, Kusno mengatakan bahwa pada musim kemarau menyebabkan minimnya persediaan air di wilayah tempatnya menanam jagung.

“Saat ini kami tidak mampu lagi menanam jagung. Dikarenakan persediaan air yang sedikit di wilayah lahan Perhutani,” ujarnya, Senin (28/6/2021).

Baca juga:Pati Buka Call Center Covid-19, Diskominfo: Terima Aduan Masalah Covid-19

Perlu diketahui, ia bersama rekan petani LMDH yang lain menanam jagung di lahan Perhutani yang berlokasi di Desa Larangan, Kecamatan Tambakromo. Karena persediaan air di wilayah lahan Perhutani semakin menipis, kini ia bersama petani lain memutuskan menanam tanaman lain, yaitu kacang hijau.

Baca Juga :   Peribadatan Umat Buddha di Pati Tak Terganggu dengan PPKM

Menurut Kusno, situasi dan kondisi saat ini tidak mudah menanam jagung di lahan hutan. Hal tersebut disebabkan karena tanaman jagung tidak mampu bersaing dengan tanaman hutan lainnya dalam penyerapan cadangan air dari tanah. Berbeda dengan di lahan sawah, yang justru mampu tumbuh subur.

“Untuk musim seperti ini, kondisi jagung makin subur jika ditanam di lahan persawahan. Akan tetapi di sini sebaliknya, karena cadangan air diserap oleh tanaman besar lainnya,” ujar Kusno.

Baca juga: Hujan Masih Mengguyur, Petani Tembakau Khawatir Tanaman Mati

Belum lagi, saat ini kualitas jagung mengalami penurunan. Pasalnya dalam 2 (dua) tahun terakhir tanaman jagung mendapat ancaman dari hama ulat grayak. Diketahui, 50% komoditas tanaman jagung di lahan Perhutani terserang hama tersebut.

Baca Juga :   Meski Resesi, Dewan Optimis Sektor Pertanian dan Perikanan Pati Masih Aman

Hal tersebut menyebabkan langkanya jagung petani lokal yang layak dijual di pasaran. Sehingga adanya keterbatasan petani jagung lokal yang mampu menyuplai pasar.

Perlu diketahui, harga jagung di pasar mencapai Rp6.500 per kilogram. Sementara, pada Musim Tanam Pertama (MT-1), harga jagung basah di petani mencapai Rp Rp3.800 per kilogram. Sementara harga jagung pipil kering mencapai Rp4.800 per kilogram. Jenis jagung yang ditanam LMDH tersebut adalah jenis jagung Bisi 18. (*)

Baca juga: 

Baca Juga :   Akhir November Dua Desa di Pati Ditetapkan Desa Wisata, Dewan: Semoga Tingkatkan PAD

Jangan lupa kunjungi media sosial kami, di facebook, twitter dan instagram

Redaktur: Atik Zuliati

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com  di Google News. silahkan Klik Tautan dan jangan lupa tekan tombol "Mengikuti"

Jangan lupa kunjungi media sosial kami

Video Viral

Kamarkos
Pojoke Pati