Pati, palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com – Melewati semester pertama tahun 2021 harga porang tak kunjung naik, stagnan di angka Rp6 ribu -Rp7 ribu per kilogram, padahal musim panen tahun lalu harga porang sempat menyentuh Rp13 ribu.
Gunawan, petani porang sekaligus penasehat Asosiasi Petani Porang Pati (Asperati) menyebut harga Rp6 ribu per kilo tersebut sudah tinggi dan sudah bisa menutup ongkos produksi petani porang.
“Karena harga dibuka 2021 harga pertama kali dibuka Rp8.600 sekarang maksimal Rp7 ribu. Tapi nanti akan naik lagi. kalau itung-itungan di awal 2019 dari kami (asosiasi porang) dicanangkan harga Rp4 ribu, tapi ternyata di tahun segitu harganya di atas Rp6 ribu sudah bagus,” kata Gunawan kepada palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com, Selasa (3/8/2021).
“Permasalahannya masyarakat menilai harganya kayak turun. Tapi sebetulnya tidak turun karena di periode yang sama harganya langsung tinggi,” imbunya.
Saat disinggung soal sebab turunnya harga porang tahun ini ia menjelaskan bahwa pabrik pengepul porang dalam dan luar negeri di tahun 2020 kekurangan stok bahan baku, oleh karenanya di tahun tersebut pihak pabrik membuka harga yang tinggi.
Saat bahan baku terpenuhi di tahun 2020, permintaan komoditas porang di tahun 2021 menurun. Sehingga harganya anjlok hingga 50 persen.
Kendati terjadi penurunan harga, Gunawan menyebut luasan lahan porang di Kabupaten Pati terus bertambah mengingat pasar porang di luar negeri yang masih terbuka lebar.
“luasan data yang masuk di database ada sekitar 68 hektare. Tapi realitanya sekarang kurang lebih ada 160 an hektare. sebetulnya petani 6 ribu banyak petani yang senang, soalnya harga tersebut standar ekspor atau premium,” katanya.(*)
Jangan lupa kunjungi media sosial kami, di facebook, twitter dan instagram
Redaktur: Atik Zuliati
Wartawan Area Kabupaten Pati