Pati, palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com – Tahun ini produksi gabah di Pati mengalami penurunan pada musim tanam padi ke-3 dibandingkan tahun lalu dengan periode yang sama. Hal ini disampaikan oleh Kabid Tanaman Pangan dan Holtikutura Dinas Pertanian (Dispertan) Pati Kun Saptono.
Ia tak merinci terkait angka penurunan panen lantaran datanya masih dalam tahap verifikasi.
Ia menerangkan, turunnya harga gabah disebabkan cuaca yang tidak stabil sejak awal musim kemarau tahun ini. Curah hujan yang tak menentu menyebabkan pertumbuhan tanaman padi tidak optimal.
“Kondisi iklim mengakibatkan cuaca tidak bisa stabil sehingga produksinya kurang. Mingu pertama-kedua masih banyak hujan. Rupanya hujan itu tidak begitu baik untuk pertanaman. fluktuasi cuaca yang tidak stabil mempengaruhi pertumbuhan vegetatif tanaman sampai pengisian bulir padi,” kata Kun saat ditemui di Kantor Dinas Pertanian.
Untuk meningkatkan produksi gabah tahun depan, Dispertan Pati berencana akan menggencarkan penggunaan bibit padi varietas cepat tumbuh di Pati selatan yang notabene sawahnya menganut sistim tadah hujan.
Sayangnya tak hanya produksi nya yang turun, harga gabah dari ditingkat petani MT-3 tahun ini juga terpantau anjlok di harga Rp3.600 dari harga pokok penjualan (HPP) Rp4.200.
Namun, dari Pantauan Dispertan dalam beberapa pekan terakhir, di beberapa wilayah harga beras mulai naik, meski belum mampu menyaingi HPP standar.
“Dari sisi harga sempat anjlok di awal panen, turun. Harga gabah kering panen Rp3.600 di akhir Juni awal Juli, di pertengahan cukup stabil Rp4.000 mendekati HPP di tingkat petani,” imbuhnya.
Dampak dari Covid-19 masih berperan terhadap harga gabah. Berkurangnya daya beli masyarakat dan banyaknya Bansos beras saat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) membuat permintaan masyarakat terhadap beras menurun.(*)
Jangan lupa kunjungi media sosial kami, di facebook, twitter dan instagram
Redaktur: Atik Zuliati
Wartawan Area Kabupaten Pati