Pati, palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com – Beberapa periode PPKM harga kelapa kopyor di Kabupaten Pati mengalami penurunan sekitar 50 persen daripada tahun lalu di periode yang sama.
Jika sebelumnya kelapa kopyor perbutir bisa dihargai Rp50 ribu, tahun ini harganya turun menjadi Rp25 ribu. Hal ini diungkapkan oleh Solikati, Ketua Kelompok Tani Sendang Barokah, Desa Sendangrejo Kecamatan Tayu Kabupaten Pati.
Otik, sapaan akrab Solikati menerangkan turunnya harga kelapa disebabkan karena membludaknya stok kelapa kopyor di Pati berlebih pascapanen raya. Sementara para pengepul tak bisa membuang barang ke luar daerah pada masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) tepatnya sejak hari raya Idulfitri.
“Di Agustus kalau ini sedikit bagus jumlah barangnya banyak. Tapi ada pandemi tidak bisa ngirim keluar kota sempat turun 50 persen,” kata Otik kepada palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com saat diwawancara di Kantor Dinas Pertanian Kabupaten Pati, Rabu (18/8/2021).
Fenomena ini menurut Otik bukan yang pertama kalinya. Di bulan Maret tahun 2020 lalu pihaknya juga kesulitan menjual kelapa ke luar kota karena ada program PSBB (pembatasan sosial berskala besar).
Perlu diketahui konsumen kelapa kopyor dari Pati di dominasi masyarakat Jakarta. Saat kendaraan para pengepul tak bisa memasuki Jawa Barat spontan barang dari Pati tertahan dan menumpuk di Pati. Imbasnya para petani terpaksa banting harga agar barangnya segera terjual.
Namun diakuinya setelah diterapkan PPKM Level 3 Pati berakhir alur transporatasi ke luar kota sudah lancar, sehingga harga perlahan membaik.
Ia berharap PPKM level 4 tak lagi diterapkan di Pati agar harga kelapa kopyor bisa stabil.
Meski harganya turun, Otik mengaku produksi panen kelapa kopyor tahun ini malah naik bila dibandingkan periode panen yang sana. Pasalnya, curah hujan pada musim kemarau tahun ini cukup tinggi sehingga pertumbuhan kelapa bisa optimal.
Hama kelapa yang tahun lalu menyerang juga bisa dikendalikan tahun ini.
“Per tandan kelapa kita kan bisa menghasilkan 10 butir yang kopyor bisa 40 persen mingkin 4 -7 yang kopyor. Jumlah per tandannya yang meningkat karena hujan. Tapi faktor pemupukan dan penyiraman juga berpengaruh sih,” katanya.(*)
Jangan lupa kunjungi media sosial kami, di facebook, twitter dan instagram
Redaktur: Atik Zuliati
Wartawan Area Kabupaten Pati