Pati, palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com – Adanya nilai tambahan seleksi kompetensi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) bagi afirmasi guru honorer dianggap masih belum mampu menaikkan nilai akhir para peserta.
Masih banyak ditemui kegagalan yang dialami oleh guru honorer pendaftar ASN PPPK di Kabupaten Pati. Kondisi tersebut menjadi sorotan public. Pasalnya ada banyak guru honorer berusia lanjut dan telah lama mengabdi, tetapi mereka gagal dalam tes tersebut.
Banyak guru berusia lebih dari 40 tahun memilih tak mengikuti seleksi PPPK lantaran malas bersaing dengan fresh graduate. Seperti Makruf, seorang guru honorer di salah satu sekolah tingkat menengah pertama atau SMP di Jakenan.
“Biar yang muda-muda saja yang daftar, saya tidak usah, nggak nyandak otaknya,” kata Makruf kepada Mitrapsot.com.
Terkait nilai afirmasi, Adib Habibulloh salah seorang guru honorer di SD di Kecamatan Pati mengaku meski sudah mengajar lama ia masih belum memenuhi ketentuan mendapat afirmasi.
“Gak dapat, kak. Yang dapat anfirmasi cuma K2 25% nilai teknis , PPG dibuktikan punya Serdik 100% nilai teknis, dan umur di atas 35 tahun dapat tambahan nilai 15% nilai teknis,” kata Adib.
Begitu juga dengan Basuki, salah seorang Guru honorer di Kecamatan Gabus menyebut syarat Sertifikat Pendidik (Serdik) linear dengan jabatan yang dilamar dianggap menyulitkannya. Pasalnya untuk mengikuti Pendidikan Profesi Guru (PPG) biayanya mahal dan tidak setiap tahun ada.
“Saya kadang bingung kenapa kalau punya nilai serdik nilainya 100 persen. Kan yang tidak punya sertifikat susah jika saingan sama yang punya sertifikat,” kata Basuki.
Sulitnya mengikuti seleksi PPPK guru mendapat respon dari Anggota Komisi D Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pati, Muntamah. Ia menginginkan adanya tambahan nilai bagi yang lebih tinggi bagi guru honorer lansia di ujian PPPK tahap kedua. Hal tersebut sebagai apresiasi terhadap dedikasinya di dunia pendidikan.
“Saya hanya berharap pemerintah memberikan penghargaan dengan bentuk nilai tambahan bagi afirmasi pada guru honorer yang lansia,” ujarnya.
Walaupun guru honorer yang lansia kesulitan dalam mengerjakan soal-soal kompetensi teknis, tapi mereka sudah melakukan pengabdian pada lembaga pendidikan yang sangat lama. Seharusnya pemerintah tidak menutup mata,” pungkas Muntamah saat diwawancara palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com, Kamis (23/9/2021). (*)
Wartawan Area Kabupaten Pati