Pekalongan, palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com – Pemerintah kota Pekalongan terus lakukan kajian lebih lanjut terkait penurunan permukaan tanah (Land Subsidence) di Kota Pekalongan.
Berdasarkan data Badan Geologi Kementerian ESDM, sepanjang 2020 lalu, penurunan tanah terjadi sekitar 6 cm per tahun.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian, dan Pengembangan Daerah (Bappeda) Kota Pekalongan, Anita Heru Kusumorini menjelaskan bahwa dari hasil paparan menyatakan penurunan tanah tersebut salah satunya disebabkan adanya sebaran tanah lunak, terlebih di wilayah Pekalongan Utara.
Tercatat ketebalan tanah lunak di Pekalongan mencapai 40meter di bawah permukaan. Sedangkan wilayah selatan, selain terjadi penurunan tanah 2cm per tahun juga adanya penurunan permukaan air.
Pada tahun ini, Badan Geologi kota Pekalongan telah menambah 12 patok di beberapa titik lokasi, guna mengetahui secara persis penurunan tanah.
“Badan Geologi memang masih melakukan penelitian terkait penurunan tanah di Kota Pekalongan. Ada dua patok pemantau yang dipasang yakni di Stadion Hoegeng dan Kecamatan Pekalongan Selatan. Dan tahun ini ada penambahan 12 patok di beberapa titik lokasi untuk mengetahui persis berapa sebetulnya penurunan tanah di Kota Pekalongan,” ungkap Anita usai kegiatan paparan hasil Geologi Lingkungan Kota Pekalongan dengan Badan Geologi Kementerian ESDM secara virtual, di Ruang Jetayu Setda, Jumat (24/9/2021).
Lanjutnya, untuk mengetahui persis penurunan tanah dan muka air yang ada di Kota Pekalongan, pihaknya akan melakukan kajian lebih lanjut. Saat ini yang baru bisa dilakukan Pemkot Pekalongan adalah moratorium terhadap rekomendasi pengambilan air bawah tanah yang baru.
“Untuk metode perhitungan penurunan tanah yang digunakan ini bermacam-macam. Yang dilakukan oleh badan geologi ini murni hasil pengukuran. Tetapi ada juga model simulasi yang menggunakan citra satelit. Sehingga, tugas pemkot adalah menyatukan berbagai penelitian terkait land subsidence agar dapat disinkronkan dan diperoleh gambaran pasti seperti apa kondisi penurunan tanah di kota Pekalongan yang imbasnya ke masalah banjir rob,” terangnya.
Kedepannya, pihaknya akan melakukan pertemuan dengan para peneliti, guna menyelaraskan hasil penelitian tentang masalah penurunan tanah di kota Pekalongan.
Dengan begitu, diharapkan akan didapati data yang akurat, sehingga dapat dimanfaatkan dengan lebih baik untuk penyusunan kebijakan baik mitigasi, adaptasi serta monitoring maupun mengevaluasi kebijakan yang sudah dilaksanakan. (*)
Redaksi palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com