Cerita Atlet Asal Pati Raih Emas dalam Cabor Eksibisi Hapkido PON Papua

Pati, palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com – Proses tak pernah menghianati hasil. Ungkapkan itu dirasakan oleh Mei Handayani, Atlet Hapkido Kabupaten Pati yang berhasil menyabet medali emas ekshibisi pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua lalu.

Mei begitulah ia disapa, sudah berlatih keras sejak empat bulan sebelum kejuaraan nasional ini. Latihan berat seperti mengangkat ban mobil, menggulingkan ban truk Fuso sudah menjadi kesehariannya. Hal inilah yang mengajikan gadis berumur 22 tahun ini mempunyai stamina yang baik sehingga mampu mendapatkan medali emas.

“Apa ya namanya? Pokoknya ban diangkat dengan tangan digulingkan. Biar melatih otot,” katanya.

Ia berlatih dua hingga tiga kali dalam sepekan. Selama empat bulan dia latihan intens di Desa Tamansari, Tlogowungu.

Ada latihan khusunya. Mulai latihan beban, lari, jatuhan, hingga latihan bertanding. Waktunya 2-4 jam sehari. “Latihannya banyak kan. Ada melatih stamina, latihan tanding, teknik dan masih banyak lagi,” katanya menjelaskan jenis latihannya.

Baru pertama kali atlet kelahiran Pati itu mengikuti pertandingan Hapkido. Basic-nya fasih bermain Taekwondo. Sejak kelas dua SD, dia belajar seni bela diri kaki itu. Meskipun demikian, ia mampu meraih prestasi yang tinggi.

“Baru ikut menjadi atlet Hapkido enam bulan ini. Tapi basicnya Taekwondo. Karena sering mengikuti ajang Taekwondo maka saya dipilih pelatih saya.  Kalau basic antara Taekwondo dan Hapkido hampir sama. Bedanya di Hapkido ada gerakan bantingan dan pukulan. Jadi lebih bebas di Hapkido,” tutur Mei.

Di ekshibisi PON XX Papua, Mei bertanding dengan selisih tiga partai untuk menuju final. Tapi pemain dari Maluku tak datang. Hal itu menjadi sebuah keberuntungan.

“Akhirnya tinggal lawan Papua dan Lampung. Baru pertama kali pertandingan. Mainya masih mikir pelanggaran apa tidak,” ucapnya.

Tiap peserta mempunyai trik khusus untuk merebutkan kemenangan. Mei sendiri lebih memilih menunggu dan mengcounter serangan lawan. Lantaran ia mempunyai kelemahan dalam sisi stamina.

“Saya ini lemah staminanya. Istilahnya, tidak ngoyo, itdak nge-push. Jangan asal serang. Nanti boros stamina. Amati gaya bertarung dan titik lemah dari lawan. Kemudian menyerang. Jadi menghemat tenaga,” jelasnya.

Hal inilah yang menjadi kuncinya meraih emas. Kebanyakan pemain langsung menghantam musuh habis-habisan tanpa memikirkan staminanya. Padahal yang dicari ialah poin. Baginya, percuma menyerang jika tak dapat poin.

“Saya diserang, lalu serang balik. Menahan stamina dengan bertahan dan lawan balik. Jadi skornya satu sama. Jadinya kan dapat poin lebih. Hemat stamina dan poin imbang,” katanya.

Mengasah stamina dengan jogging ini, dia lakukan hampir setiap hari. Biasanya pukul 08.00 hingga pukul 10.00 WIB. “Biasanya jam segitu. Inten menjelang PON XX Papua,” pungkasnya. (*)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com  di Google News. silahkan Klik Tautan dan jangan lupa tekan tombol "Mengikuti"

Jangan lupa kunjungi media sosial kami

Video Viral

Kamarkos
Pojoke Pati