Pati, palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pati terus lakukan percepatan vaksinasi di beberapa tempat guna meningkatkan capaian vaksinasi. Hal itu supaya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Bumi Mina Tani turun menjadi PPKM level 1.
Bupati Pati Haryanto menyebut bahwa pihaknya telah melakukan evaluasi bersama Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo dalam menyusun upaya percepatan vaksinasi di Kabupaten Pati.
“Ada data yang delay. Tapi, dari kita itu khusus yang vaksin-vaksin AstraZeneca. Moderna, sudah tersuntikkan semua, kecuali yang AstraZeneca expired-nya pada bulan Desember. Itu memang masih, tapi jumlahnya tidak banyak.” ungkapnya saat ditemui awak media setelah menghadiri rapat Paripurna di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pati.
Sedangkan, untuk Vaksin Pfizer yang berjumlah 223 ribu telah disuntikkan.
Meskipun demikian, Haryanto mengaku jika alat suntik vaksinasi masih terbatas.
“Kemarin datang 20 ribu, kemarinnya baru mengambil 75 ribu. Jadi kalau itu misalnya segera diberikan alat suntiknya, ya akan kita suntikkan. Dan memang yang Pfizer ini kita peruntukkan bagi anak-anak sekolah, juga tidak menutup kemungkinan ada remajanya dan lansia. Tapi kita utamakan anak sekolah”, imbuhnya.
Berdasarkan data yang dimiliki Pemkab Pati, Haryanto menyebut saat ini capaian vaksinasi sudah 51,88 persen bahkan riilnya hingga 53 persen .
Ia pun mengaku bahwa pihaknya kini sedang mengejar target vaksinasi untuk lansia. Mengingat, saat ini capaian vaksinasi lansia baru 34 persen.
“Sasarannya paling tidak itu ada 154 ribu. Kalau satu hari misalnya mendapat 2 persen saja, katakanlah itu satu minggu sudah bisa 40 persen dalam mingu ini. Sedangkan, untuk yang secara umum kita sudah lebih dari 51 persen”, sebutnya.
Terkait PTM, pihaknya masih menunggu hasil evaluasi PPKM sehingga pihaknya tidak mau terburu-buru untuk menyikapi adanya PTM yang tengah berjalan.
“Kemarin sudah saya rapatkan. Untuk PTM setelah tahun baru, kemudian jedanya itu 2 minggu. Jadi, kalau tidak ada klaster, tidak ada kasus, saya akan selenggarakan pendidikan tatap muka tapi terbatas. Kalau sekarang terbatas, hanya ujicoba. Kalau besok pasca tahun baru aman dan tak ada klaster baru, maka kita berlakukan secara keseluruhan namun terbatas”, pungkasnya. (*)
Redaksi palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com