Pati, palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Tengah, Endro Dwi Cahyono mengakui bahwa di era globalisasi, Proxy War (perang non militer) tidak kalah bahayanya dibanding perang fisik bersenjata.
Menurut Endro, pihak yang paling terdampak dengan proxy war adalah para generasi milenial yang bersinggungan langsung dengan internet.
Menurutnya, proxy war adalah segala bentuk pengaruh negatif yang mengancam persatuan bangsa. Pengaruh ini umumnya disebarkan melalui internet.
“Ada proxy war peperangan yang tidak kelihatan. Dengan menyisipkan paham radikalisme. Bukan hanya paham yang bertentangan dengan nilai leluhur kita, tapi ada juga pihak yang mempermudah jalur narkoba juga jenis perang,” kata Anggota DPRD Jateng dari Fraksi PDIP itu saat menyampaikan materi Wawasan Kebangsaan dan Bela Negara Provinsi Jawa Tengah di Desa Jambean Kidul, Kecamatan Margorejo, Kabupaten Pati, Rabu (17/11/2021).
Anggota Komisi E DPRD Jawa Tengah itu mengatakan, salah satu cara untuk mengantisipasi proxy war di masyarakat adalah dengan menggalakkan konsep Bela Negara kepada seluruh pemuda hingga lini desa.
“Globalisasi, paham-paham dari luar mudah sekali masuk. Keluarga adalah sistem pemerintahan dan garda terdepan. Dalam radikalisme (ingin merubah dasar negara dengan pemahaman lain), dan narkoba yang menyerang anak-anak muda,” terang Endro.
Lebih lanjut, bela negara bisa dilakukan secara fisik dengan ikut lembaga militer atau dengan non fisik seperti belajar sunguh-sungguh, mencintai produk dalam negeri, dan mengoptimalkan pekerjaan sesuai sesuai dengan bidang yang digeluti.
Kendati demikian, ia tak meminta masyarakat anti dengan internet. Pasalnya, untuk menjadi bangsa yang maju dibutuhkan internet untuk menjangkau informasi yang lebih luas.
Yang terpenting terang Endro adalah membentengi para generasi muda dengan pemahaman empat pilar negara; Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika, dan NKRI harga mati. (*)
Wartawan Area Kabupaten Pati