palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com – Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Saifullah Yusuf menyebut jika PBNU berada pada kondisi sedang tidak baik-baik saja. Pasalnya, ada penerbitan Surat Perintah penyelenggaraan Muktamar NU ke-34 terkait perubahan penetapan tanggal penyelenggaraan Muktamar.
Diketahui, sebelumnya, Muktamar NU diselenggarakan pada 23-25 Desember 2021, namun kini diajukan menjadi tanggal 17 Desember 2021. Hal ini lantaran sang Rais Aam Miftachul Akhyar telah menetapkan melalui Surat Perintah.
“Surat Perintah ini ada latar belakangnya. Tidak ujug-ujug. Itulah kenapa saya bilang bahwa PBNU itu sedang tidak baik-baik saja,” ungkap pria yang akrab disapa Gus Ipul dalam keterangan tertulis, Jumat (26/11/2021).
Menurutnya sebelum Surat Perintah Rais Aam dibuat, telah ada jadwal rapat untuk menyikapi status PPKM level 3 pada 24 Desember 2021 hingga 2 Januari 2022 secara nasional. Peserta rapat, adalah Rais Aam Miftachul Akhyar, Katib Aam Yahya Cholil Staquf, Ketua Umum Said Aqil Siradj dan Sekretaris Jenderal Helmy Faishal Zaini. Rapat disepekati dilakukan pada Rabu, 24 November 2021.
Guru Besar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga, Kacung Marijan mengatakan bahwa memang dalam struktur organisasi NU posisi Rais Aam lebih tinggi dari Ketua Tanfidz, sehingga seharusnya Ketua Tanfidz mengikuti Rais Aam.
Tapi dalam organisasi, setiap keputusan tidak bisa dilakukan secara individual. Ketika Surat Perintah Rais Aam secara kelembagaan dibenarkan, maka harus diikuti. “Namun bila secara kelembagaan dan aturan main masih ada yang mempermasalahkan, ya masih berpotensi belum menyelesaikan masalah,” tutur Kacung.
Guru Besar Fisip Unair lainnya, Hotman Siahaan, mengatakan dalam muktamar kali ini Gus Ipul sangat terlihat sebagai motor pendukung Yahya Cholil Staquf. Sikap Gus Ipul ini berbeda dengan saat Muktamar NU di Jombang pada 2015 silam yang berdiri di belakang Ma’ruf Amin dan Said Aqil Siradj yang akhirnya terpilih sebagai Rais Aam dan Ketua Tanfidz.
Hotman menganalisa ada dua faktor perubahan arah dukungan mantan Ketua Umum GP Ansor dua periode itu.
Pertama, Said Aqil sudah dua periode memimpin PBNU sehingga dapat dimaklumi bila Gus Ipul mendorong regenerasi kepengurusan.
Kedua, dalam Muktamar NU di Jombang, Ma’ruf Amin dan Said Aqil bersaing dengan almarhum Hasyim Muzadi dan almarhum Salahuddin Wahid (Gus Sholah).
“Kita tahu seperti apa hubungan Gus Ipul dengan Kiai Hasyim dan Gus Sholah saat itu, termasuk dalam hal pemilihan gubernur Jawa Timur,” pungkasnya. (*)
Artikel ini telah tayang di tempo.co dengan judul “Gus Ipul Bilang PBNU Tidak Sedang Baik-baik Saja dan Berubahnya Arah Dukungan.”
Redaksi palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com