palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengungkap fakta terkait awan merah di atas gunung Arjuno-Welaring yang bisa terlihat dari wilayah Batu, Malang, Mojokerto, dan sekitarnya.
Belum lama ini, beredar sebuah video di media sosial yang memperlihatkan langit dengan awan kemerahan disertai dengan kilatan. Lantas, fenomena tersebut mengundang kekhawatiran masyarakat.
BMKG Stasiun Meteorologi Kelas 1 Juanda Sidoarjo menjelaskan, fenomena awan kemerahan itu adalah hal biasa terjadi sebagai salah satu fenomena optik atmosfir.
Dimana warna kemerahan tersebut merupakan pembiasan cahaya matahari oleh partikel yang ada di atmosfer.
“Warna kemerahan pada awan dan langit sekitarnya disebabkan pembiasan cahaya matahari oleh partikel-partikel yang ada di atmosfir,” demikian Koordinator BMKG Taufiq Hermawan dalam siaran pers tertulisnya.
“Sehingga menghasilkan energi yang rendah, gelombang panjang dan memunculkan warna kemerahan,” terangnya menambahkan.
Menurut Taufiq, semakin rendah posisi matahari dari garis cakrawala, maka kian rendah pula cahaya merah yang dicapai.
Fenomena langit kemerahan tersebut juga biasa terjadi pada sore dan menjelang malam hari.
Adapun radar cuaca BMKG Juanda, juga memantau beberapa pertumbuhan awan cumulonimbus di sekitar lokasi pada video. Awan tersebut mampu menangkap kilatan cahaya secara bertubi-tubi di atas langit.
“Awan cumulonimbus merupakan satu-satunya jenis awan yang dapat menghasilkan kilat dan petir,” tuturnya.
“Sambaran kilat dari awan ini menambah efek cahaya kemerahan di langit tersebut,” tutupnya.
Ia mengimbau masyarakat untuk tidak panik melihat fenomena awan. Misalnya, pada video yang beredar tersebut. Sehingga diharapkan, masyarakat tidak menjadi korban dari berita hoaks. (*)
Redaksi palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com