Rembang, palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com – Suasana perayaan Hari Natal di masa pandemi turut dirasakan oleh umat Katolik di Gereja Santo Petrus dan Paulus, Dukuh Jatirejo, Desa Grawan, Kecamatan Sumber.
Pengurus Gereja Stasi, Legiyono mengatakan jemaat berkurang hingga tersisa 20 orang yang melakukan misa di Hari Natal pada situasi pandemi Covid-19. Hal tersebut dikarenakan adanya peraturan yang tidak memperbolehkan warga luar kota mudik.
“Biasanya ada sekitar 500-an karena memang dari luar kota berkunjung ke sini yang untuk melakukan misa sekaligus makan bersama, tapi karena adanya aturan tidak boleh ada warga luar kota yang mudik, jadi hanya warga sekitar saja sekitar 20-an yang datang ke sini,” ujar Legiyono beberapa waktu lalu.
Menurut penjelasannya, Stasi di desa tersebut merupakan yang paling kecil di Kabupaten Rembang.
Di balik letaknya yang cukup jauh dari wilayah perkotaan, gereja tersebut memiliki sejarah yang cukup unik.
Awalnya, Gereja Stasi tersebut didirikan oleh penduduk setempat yang merupakan orang-orang perantauan dari Yogyakarta. Gereja ini didirikan pada sekitar tahun 1960-an dan merupakan tempat ibadah pertama di dukuh tersebut.
“Dulu itu karena memang sesepuh merupakan orang asli Jogja, kemudian merantau dan membuat rumah di sini (Dukuh Jatirejo). Seiring berjalannya waktu, penduduk di sini bergotong-royong untuk membangun stasi ini,” ungkap Legiyono.
Dengan menetapnya para perantau tersebut di Dukuh Jatirejo membuat warga lain yang berasal dari keluarga di Yogyakarta ikut merantau untuk mencari penghasilan dari hutan setempat. Dengan berkembangnya penduduk, maka dibangun pula masjid yang tak jauh dari Gereja Stasi dengan jarak kurang dari 100 meter.
“Karena para pemuda banyak yang merantau, jadi yang mengurusi stasi ini kami yang tua-tua ini,” tandas Legiyono. (*)