palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com – Angka kasus Covid-19 di Indonesia terus mengalami lonjakan, berkenaan dengan hal tersebut, Dede Yusuf Wakil Ketua Komisi X DPR Dede Yusuf meminta agar pembelajaran tatap muka (PTM) tidak digelar 100 persen.
Dede Yusuf dalam hal ini menyampaikan bahw apihaknya telah melakukan perbincangan dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud-Ristek) untuk mengevaluasi PTM. Namun, Kemendikbud bersikeras tetap melakukan PTM.
“Tapi saya kemudian mendengar masukan dari beberapa sekolah, dia mengatakan ada semacam ‘sanksi’ jika sekolah tidak memberlakukan PTM. Nah, sanksi itu ditambah juga dengan tidak ada pelaksanaan PJJ (pembelajaran jarak jauh) berbarengan atau hybrid, jadi PTM semua. Nah itulah yang menyebabkan akhirnya banyak sekolah akhirnya kebingungan apabila PTM ini dihentikan mereka akan kena sanksi dari Kemendikbud,” kata Dede Yusuf dikutip dari Detik News, pada Jumat (28/1/2022).
Ia menuturkan PTM 100 persen dibuat dengan tidak ada lonjakan Corona akibat varian Omicron. Namun, kenyataan di lapangan berbicara berbeda.
“Namun ini kan hal-hal boleh dikatakan perkembangan dunia terhadap kasus baru boleh dikatakan tidak terdeteksi dan tidak bisa diantisipasi. Cara antisipasinya hanya dengan 5M dan mengurangi pertemuan ya secara 100 persen,” ucapnya.
“Oleh karena itu, saya pribadi dan mungkin kawan-kawan di Komisi meminta untuk kalau begitu kita kembali dulu 50 persen,” imbuh Dede Yusuf.
Ia juga menyinggung perintah dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait dengan pekerja yang dianjurkan untuk bekerja di rumah saja.
Berdasarkan hal tersebut pula, ia mendorong agar sekolah juga dilakukan di rumah saja.
“Ini masalahnya adalah apa kita terus diam saja? Membiarkan anak-anak kita yang juga dalam kondisi rentan, toh vaksinasi anak-anak pun belum semuanya selesai. Vaksinasi anak itu kalau nggak salah baru sekitar 6 juta dari 25 juta lebih anak gitu. Artinya, masih jauh,” kata Dede Yusuf.
Dalam hal ini, Dede Yusuf mengambgil opsi terbaik dengan mengadaakan tatap muka setengah-setengah yaitu 50 persen dari siswa.
“Jadi jangan sampai menunggu adanya klaster sekolah. Memang benar kenyataannya klaster sekolah belum ada sampai saat ini, tapi anak-anak itu banyak yang terpapar dalam perjalanan menuju sekolah atau pulang dari sekolah, risikonya di situ,” ujar Dede.
“Penting, selama Presiden sendiri juga masih melarang orang untuk bekerja full, maka sekolah juga sebaiknya begitu,” tambahnya. (*)
Artikel ini telah tayang di Detik News dengan judul “Corona Melonjak Lagi, Komisi X Desak Sekolah Tatap Muka Tak Digelar 100%”
Redaksi palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com