Rembang, palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com – Lampu penerangan jalan umum (LPJU) tenaga surya di Jalan Pantura dari Rembang hingga Sluke padam. Minimnya anggaran, ditambah mahalnya suku cadang perangkat lampu menjadi kendala perbaikan.
Lampu yang dibiayai Anggaran Pendapatan Belanja Nasional (APBN) itu tergolong masih baru. Namun, dari ratusan lampu mayoritas sudah padam. Ini terpantau dari Pasar Banggi-Jembatan Kiringan, Lasem ada 50 lampu tenaga surya padam. Terpantau yang menyala hanya di depan RSI Arafah. Sementara, lainnya hanya tampak redup.
Kondisi serupa terjadi di Jalur Lasem-Sluke. Dari SMAN 1 Lasem sampai Pasujudan Sunan Bonang lebih dari 30 lampu padam. Padahal itu merupakan jalur padat. Untuk mobilitas kendaraan yang melintas dari Semarang-Surabaya begitupun sebaliknya.
Beruntung sebagian masih LPJU konvensional yang menyala. Sehingga di beberapa titik tidak sampai gelap gulita. Kondisi serupa juga terlihat dari Lasem menuju Sluke juga hampir sama. Khususnya di dekat pelabuhan Tanjung Bonang di daerah Sendangmulyo.
Sebelumnya, Ketua Paguyuban Kades se-Kecamatan Rembang Kota, Rasno juga sempat berkeluh kesah terkait perawatan lampu yang sudah ada dalam acara Musrenbangcam. Dari Clangapan arah Lasem, lampu penerangan tidak ada satu pun yang menyala.
”Mohon perawatan lampu diperhatikan. Supaya kelihatan kota. Clangapan sampai ke Lasem sudah ada lampu. Namun tidak ada yang hidup,” imbuhnya.
Menanggapi hal itu, Sekretaris Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Rembang Raidiyanto menyebutkan LPJU di wilayah Clangapan Rembang hingga Lasem tidak semua mati. Sebab kantornya juga berada di jalur yang sama dan masih hidup.
Dia menyebutkan, jika lampu solar cell semuanya pemasangan dari pusat. Praktis jika rusak di Kabupaten Rembang belum punya teknisi. Sehingga pihaknya belum bisa melakukan penggantian. Terlebih itu harus mengganti perangkatnya.
“Makanya Dinas Perhubungan tidak merekomendasikan memasang solar cell. Sebab Peralatannya mahal,” ujarnya.
Raidiyanto mencontohkan jika solar cell mengalami kerusakan driver per 1 unit bisa Rp 1,5 juta dengan mereknya bermacam-macam. Selain itu, merek A diganti merek B tidak bisa. Sementara, di Rembang tidak ada yang menjual. Jadi sementara masih beli secara online. Dan saat ini masih menunggu anggaran yang tahun ini baru bisa dicairkan setelah menunggu aturan.
“Jadi kalau jenis materialnya tidak pasaran memang sulit mendapatkan. Jadi kita lama belanja materialnya. Insya Allah materialnya datang langsung kita eksekusi,” ujarnya.
Bupati Rembang Abdul Hafidz menyampaikan, selain material mahal barangnya juga sulit di dapat. Jadi mohon dimaklumi. Sehingga perlu disampaikan lampu yang dari pemerintah di luar Rembang (provinsi maupun pusat), semua biaya baik buat dan perawatan Pemda.
”Untuk solar cell memang sulit untuk dijangkau. Karena materialnya sulit dan mahal,” imbuhnya. (*)