Klaten, palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com – Bupati Klaten Sri Mulyani mengungkap dampak positif dari kehadiran kereta Rel Listrik (KRL) jalur Jogja-Solo yang telah beroperasi selama setahun dan melintasi wilayah kabupaten Klaten.
Sri Mulyani mengatakan bahwa dengan hadirnya KRL jalur Jogja-Solo menjadikan jalur lalu lintas dari Klaten ke DIY atau kota Surakarta menjadi lebih lancar. Selain itu juga mempersingkat perjalanan di kedua kota tersebut.
“Selain itu biaya yang harus dikeluarkan oleh warga yang bekerja di luar Klaten pun lebih murah. Sehingga masyarakat bisa menghemat biaya operasional yang harus dikeluarkan setiap harinya,” paparnya saat mengikuti webinar yang digelar Solopos Media Grup, Jumat (4/3/2022) malam.
Dalam webinar bertajuk “Satu Tahun KRL Yogayakarta Solo” itu, bupati juga menyampaikan, dengan adanya operasional KRL, membantu promosi pariwisata di wilayah Klaten.
Seperti diketahui, dengan beroperasinya KRL Jogja-Solo, 4 stasiun di Klaten kembali dibuka, yakni; Brambanan, Srowot, Ceper, dan Delanggu yang sebelumnya operasionalnya ditutup untuk umum. Keempat stasiun ini melengkapi operasional Stasiun Klaten yang sebelumnya merupakan satu-satunya akses warga Klaten yang ingin menggunakan moda transportasi kereta api, baik komuter maupun KA jarak jauh.
Selain itu, dengan beroperasinya KRL diharapkan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat.
“Dengan beroperasinya 5 stasiun di Klaten sebagai pemberhentian KRL, diharapkan dapat menumbuhkan perekonomian masyarakat Klaten, khususnya di sekitar stasiun,” ungkapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Perhubungan Republik Indonesia, Budi Karya Sumadi mengapresiasi pengoperasian KRL Jogja-Solo yang telah berjalan selama 1 tahun. Menurutnya, perekonomian kota yang dilintasi tersebut dapat terbantu berkat hadirnya layanan KRL. Dengan hadirnya KRL, mobilitas masyarakat menjadi meningkat, serta KRL juga dapat menekan konsumsi BBM di Indonesia sampai dengan 1,7%.
“Saya berharap dengan banyaknya manfaat dari KRL tersebut ke depan Indonesia dapat membangun moda transportasi yang menarik dan dapat menambah lagi wilayah-wilayah yang terlayani oleh KRL,” katanya.
Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Republik Indonesia, Zulfikri dalam paparannya menyampaikan bahwa moda transportasi kereta api merupakan moda transportasi yang efisien dan sesuai kebutuhan penduduk di masa depan dengan dampak lingkungan yang minimal. Jaringan kereta api juga akan memperkuat struktur tata ruang dalam menciptakan koridor berkepadatan tinggi yang cocok dengan konsep compact city.
“Dengan adanya KRL Jogja-Solo terdapat penambahan beberapa stasiun kecil sebagai tempat pemberhentian, yaitu Stasiun Brambanan, Stasiun Srowot, Stasiun Ceper, Stasiun Delanggu dan Stasiun Gawok yang dapat membangkitkan perekonomian penduduk disekitarnya. Dirinya berharap kedepan lebih banyak lagi wilayah yang dapat terlayani oleh moda transportasi KRL guna mempermudah masyarakat dalam melakukan mobilitas,” jelasnya. (*)
Redaksi palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com