Guru di Pati Sambut Positif Pemberlakuan Kembali PTM

Pati, palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com – Kebijakan diberlakukannya Pembelajaran Tatap Muka (PTM) mendapat tanggapan positif dari sejumlah guru di Kabupaten Pati.

Ketika diwawancarai palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com, salah seorang guru SD di Kabupaten Pati, Rossita Talia mengungkapkan, dirinya yakin PTM dapat meningkatkan efektivitas dan produktivitas pengajarannya kepada para siswa yang ia ampu. Menurutnya, pembelajaran daring yang selama ini ia lakukan mempersulit siswa dalam belajar dan bersikap disiplin.

“Saat daring tingkat pemahaman siswa dalam memahami materi turun. Intinya kalau siswa tidak PTM, daya ingat mereka berkurang,” ungkap guru yang kini mengajar di SD Muhammadiyah Pati kepada palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com, Rabu (9/3/2022).

Meski sejak Senin (7/3/2022) lalu, beberapa sekolah telah menyelenggarakan PTM, sekolahnya baru memulai kembali PTM hari ini (9/3/2022). Ia optimis PTM akan terselenggara dengan baik di sekolahnya.

“Saya mengajar kelas IV, dengan kesiapan diri dan sarana prasarana yang ada di sekolah kami, saya yakin PTM terlaksana dengan maksimal sehingga kemampuan belajar siswa meningkat dan kedisiplinan siswa meningkat juga,” ujarnya.

Senada dengan itu, Nur Hidayati seorang guru yang kini mengajar di SD N Tluwuk, Wedarijaksa pun merasakan situasi yang sama.

Menurutnya PTM memudahkan guru dalam mengajar dan memahami kemampuan siswa secara detail dibanding mengajar via online. Apalagi ia menyayangkan karena selama pembelajaran daring mayoritas siswa sulit dikendalikan, bahkan ketika diberi tugas, justru orang tua mereka yang mengerjakannya.

“Dengan PTM guru dapat mengetahui kemampuan setiap siswanya. Kalau daring, guru tidak tahu kemampuan setiap siswa, soalnya tugas biasanya pada dapat 100 karena dikerjakan orang tuanya. Sing mangkat sekolah wae kadang gak paham. Opo meneh daring,” ujar guru yang kerap disapa Bu Ida itu.

Diketahui, sekolahnya telah menjalankan SE sejak hari Senin yang lalu. Pihak sekolahnya menerapkan pembelajaran dua shift, diantaranya kloter pertama dimulai pukul 07.00-08.30 WIB dan kloter kedua dimulai pukul 08.30-10.00 WIB.

Penerapan dua shift bertujuan untuk meminimalisir adanya kerumunan yang begitu banyak. Langkah tersebut guna mematuhi aturan yang berlaku. Mengingat, beberapa waktu yang lalu sempat ada siswa di SD-nya yang positif.

“Sebenarnya sudah PTM terbatas sejak Januari, tapi karena ada kegiatan swab secara random dari Puskesmas Wedarijaksa, ternyata ada yang positif. Akhirnya muncul SE dari Pak Bupati untuk daring lagi. Dan alhamdulillah kemarin Senin sudah mulai aktif PTM,” imbuhnya.

Bahaya Covid-19 yang mengintai menjadi kekhawatiran tersendiri bagi tenaga pendidik. Selain mengajar untuk memberikan pengetahuan, guru juga diminta mengedukasi terkait adanya penerapan protokol kesehatan (prokes), sebagaimana dituturkan oleh salah seorang guru SMP Kristen Terang Bagi Bangsa Pati, Elvira Chrisma.

Ia mengatakan, pembelajaran di sekolahnya secara konsisten menyajikan edukasi kepada siswa dan orang tua siswa akan pentingnya gerakan 6 M. Bahkan, pihaknya hanya mengizinkan siswa masuk mengikuti PTM jika sudah memiliki kartu vaksin dan surat izin bermaterai dari orang tua.

Selain itu, setiap Minggu pihak sekolah melakukan sharing dengan orang tua siswa untuk menanyakan kegiatan yang dilakukan anak mereka. Kemudian, setiap Senin, pihak sekolah mengadakan ibadah bersama.

“Tiap Minggu ada sharing dengan orang tua murid, menanyakan kegiatan murid. Tiap hari Senin mengadakan ibadah bersama dan sharing. Jadi kegiatan anak dirumah tetap terpantau guru,” terang Elvira.

Menurutnya, diberlakukannya langkah tersebut mampu menciptakan pembelajaran yang bermakna, sehingga tercipta long term memory. (*)