palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com – Elite PDIP sekaligus Ketua DPR RI, Puan Maharani menduga kemungkinan adanya orang di sekitar Presiden Jokowi mencoba mempengaruhi penundaan Pemilu.
Perlu diketahui sebelumnya, Puan Maharani pernah menyinggung lingkaran atau seseorang yang berada di sekitar Presiden Jokowi mencuatkan isu penundaan Pemilu.
“Ya mungkin saja, bisa saja, karena ya mungkin dengan menunjukkan data, kemudian mengatakan Indonesia masih membutuhkan Pak Jokowi, kemudian Indonesia masih membutuhkan pemimpin yang sekarang dalam masa sulit seperti ini karena pandemi COVID-19 yang masih ada, dan lain-lain dan sebagainya, itu mungkin saja,” kata Puan dalam wawancara bersama CNN Indonesia TV, seperti dikutip Kamis (24/3).
“Tidak mungkin seorang presiden itu sepertinya terkungkung sendiri, tidak punya teman, atau tidak punya lingkungan yang datang dari berbagai macam kalangan. Namanya lingkungan presiden itu pasti semuanya mau dekat presiden dan semuanya bisa memberikan masukan atau kemudian memberikan data atau hal-hal yang menurut yang bersangkutan itu akan mempengaruhi presiden,” tambah Puan.
Dalam hal ini, Puan meyakini bahwa Jokowi adalah sosok yang menjaga perasaan dan harapan dari rakyatnya.
“Yang bisa saya sampaikan adalah saya meyakini bahwa Presiden Jokowi itu pasti mempunyai keteguhan hati untuk bisa menjaga apa yang menjadi amanah dan amanat rakyat Indonesia,” ujar Puan.
Dalam hal ini, banyak orang yang menduga bahwa sindiran itu ditujukan untuk Luhut.
“Jelas, pihak yang ditunjuk hidungnya oleh Puan adalah Luhut Binsar Pandjaitan (LBP),” tutur doktor politik Universitas Paramadina Ahmad Khoirul Umam dikutip dari Detik News, Rabu (23/3/2022).
Khoirul mengungkapkan bahwa pernyataan Puan menjelaskan adanya operasi untuk mewujudkan penundaan pemilu. Yangmana hal tersebut di luar kendali partai politik.
“Pernyataan Mbak Puan itu juga mengkonfirmasi bahwa operasi politik yang agendanya mengubah konstitusi untuk menunda Pemilu 2024 ini dijalankan dengan liar dan berada di luar kendali PDIP sebagai pemilik saham politik utama dalam pemerintahan Jokowi-Ma’ruf ini,” kata dia.
Khoirul mengatakan diperlukan evaluasi dari partai koalisi Jokowi-Ma’ruf terkait dengan paham negative di lingkaran Presiden.
Bahkan Khoirul beranggapan beberapa dari mereka yang memiliki paham negative ini kerap melabeli dirinya ‘restu presiden’ hanya untuk menjalankan kepentingan politik.
“Karena itu, PDIP wajib mengevaluasi anasir-anasir jahat yang berada di lingkaran Presiden, yang berpotensi mempengaruhi dan juga menyalahgunakan pengaruh kekuasaan Presiden untuk kepentingan ekonomi-politik mereka. Mereka acap kali menggunakan strategi ‘menggendong macan’. Semua langkah operasi politiknya selalu diatasnamakan ‘telah mendapatkan restu Presiden’. Hal itu tecermin dalam langkah-langkah kontroversial oknum-oknum Istana, mulai yang mencoba merampok partai politik orang lain maupun mencoba mengembalikan arsitektur politik Orde Baru dengan mengkhianati amanah reformasi. Karena itu, dalam konteks ini,” kata dia.
Khoirul menambahkan sikap tegas PDIP yang menolak penundaan pemilu saat ini sedang diuji.
“Sikap tegas PDIP perlu diapresiasi sekaligus diuji. Benarkah kekuatan politik yg mereka miliki bisa digunakan untuk menjaga loyalitas dan soliditas koalisi pemerintah? Ataukah koalisi itu lebih ditentukan oleh kekuatan oligarki yang menyelinap di sekitar ruang-ruang gelap kekuasaan presiden? Rakyat akan mencermati!” kata dia. (*)
Artikel ini telah tayang di Detik News dengan judul, “Puan Dinilai Sindir Luhut soal Lingkaran Jokowi Coba Pengaruhi Tunda Pemilu”