palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com – Kisah Nabi Yaqub merupakan cerita yang sangat menarik untuk dibahas, berkenaan dengan kesabarannya mentaati ajaran Allah dan orang tua. Bahkan Nabi Yaqub sabar menggembala kambing untuk dapat menikahi gadis yang disarankan oleh orang tuanya.
Nabi Ya’ qub A. S merupakan seseorang anak dari bapak bernama Nabi Ishak A. S serta Bunda bernama Rafiqah dan dia ialah cucu dari Nabi Ibrahim A. S. Nabi Ya’ qub A. S mempunyai kerabat kembar yang bernama Ish. Oleh karena itu orang tua dari Nabi Ya’ qub A. S sangat berharap supaya anak kembarnya dapat menjajaki jejak kakeknya, Nabi Ibrahin A. S.
Biar dapat dapat mengamalkan perbuatan kebaikan serta bisa menyebarkannya semacam kakeknya, hingga Nabi Ishak A. S mulai membagikan pelajaran agama dan membagikan nasihat- nasihat kepada kedua putra kembarnya. Dia hendak senantiasa mengusahakan dirinya buat membagikan pelajaran agama serta nasihat kepada kedua putranya dalam keadaan apapun. Hal- hal yang senantiasa diajarakan merupakan hal- hal yang bisa membuat kehidupan jadi lebih tenang serta damai, sehingga wajib menghindari watak iri, dengki, maksiat, serta permusuhan. Perihal ini dia jalani biar kedua putranya senantiasa beriman kepada Allah serta jadi hamba yang senantiasa bertawakal kepada- Nya.
Tetapi, harapan dari Nabi Ishak A. S buat mempunyai kanak- kanak yang taat buat melaksanakan perintah Allah nyatanya tidak cocok sebab putranya yang bernama Ish mempunyai watak yang tidak mengamalkan kebaikan, semacam iri, dengki, sombong, serta bahagia sekali pamer. Hendak namun, putra Nabi Ishak A. S yang bernama Ya’ qub mempunyai watak yang sangat berbeda dengan kerabat kembarnya itu, sifat- sifat yang dipunyai Ya’ qub sangat mencerminkan kebaikan, semacam tidak sombong, tidak bermaksiat, serta sangat lemah lembut.
Perbandingan watak yang silih bertolak balik itu membuat mereka silih bertengkar kala beranjak ke umur anak muda. Ya’ qub ini mempunyai watak mengalah serta kakaknya, Ish senantiasa merasa sangat benar dan tidak ingin mengalah kepada adiknya meski lagi dalam kondisi bersalah. Ya’ qub juga tidak sempat melawan kakaknya serta dia senantiasa tabah dan senantiasa mendoakan kakanya supaya kembali ke jalur yang baik serta benar di setelah itu hari.
Nabi Ishak A. S berpesan kepada kedua putranya,“ wahai, anakku. Kamu wajib senantiasa beriman serta takwa kepada Allah dan senantiasa melaksanakan perintah- Nya serta menghindari larangan- Nya. Kita selaku hamba Allah wajib senantiasa melaksanakan perbuatan baik kepada sesama manusia dan wajib menolong fakir miskin. Perihal itu wajib dicoba sebab disarankan oleh Allah.”
Ya’ qub menanggapi nasihat itu dengan sopan, namun kakaknya, Ish tidak menghasilkan perkataan sedikitpun sehabis mencermati nasihat dari bapaknya. Nabi Ishak A. S yang memandang reaksi dari putranya, Ish cuma dapat tersenyum saja. Memandang watak serta sikap kedua putranya, Nabi Ishak A. S serta istrinya mulai berpikir kalau yang lebih cocok buat mewariskan ajaran agama Allah merupakan Ya’ qub. Perihal ini disebabkan Ya’ qub memiliki sifat- sifat yang telah mencerminkan seorang yang saleh serta tiap perbuatannya senantiasa terpuji. Watak saleh serta perbuatan terpuji ini tidak sempat dipunyai oleh Ish.
Terus menjadi beranjak berusia, pertengkaran antara Ish serta Ya’ qub terus menjadi kerap terjalin, kakak dari Ya’ qub senantiasa mengejek adiknya serta telah berulang kali adiknya tidak membalas ejekan itu serta senantiasa tabah kala lagi diejek. Sampai pada sesuatu waktu, Ya; qub mulai merasa resah serta bilang kepada Nabi Ishak A. S kalau kakanya telah mengejeknya.
Mendengar cerita dari Ya’ qub, Ish mulai diberikan nasihat oleh Nabi Ishak A. S. Sehabis memandang Kerutinan kurang baik Ish yang tidak kunjung berganti, Nabi Ishak A. S serta istrinya berencana buat lekas menikahkan Ish. Dengan menikah, diharapkan watak serta sikap Ish bisa berganti ke arah yang lebih baik. Ish juga menikah dengan wanita yang dipercaya oleh dirinya.
Tetapi, watak serta sikap Ish kepada Ya’ qub senantiasa sama serta tidak berganti meski telah hidup berumah tangga. Ya’ qub yang menrima ejekan, hinaan, serta ancaman dari kakanya, mulai menggambarkan perihal ini kepada bapaknya. Nabi Ishak A. S. Si bapak yang mendengar cerita dari Ya’ qub mulai meminta kepada Allah serta berdoa,“ Mudah- mudahan engkau dapat mewarisi watak kenabian yang kumiliki, anakku serta saya berdoa mudah- mudahan engkau nanti hendak merendahkan sebagian nabi serta raja dari garis keterunanmu, anakku.”
Walaupun telah diberi nasihat berulang kali, Ish senantiasa tidak menggemari Ya’ qub serta senantiasa mengejek serta menganiaya Ya’ qub. Memandang kejadian itu terus berlangsung, Nabi Ishak A. S berkeinginan buat menitipkan Ya’ qub kepada kerabat istrinya dengan tujuan supaya Ish tidak dapat mengusik, mengejek, serta menganiaya adiknya, Ya’ qub. Nabi Ishak A. S mulai menggambarkan idenya ini kepada istrinya kalau Ya’ qub hendak dititipkan kepada Syekh Labban yang ialah kerabat dari istrinya. Tempat tinggal dari Syekh Labban terdapat di Faddan A’ ram( Irak).
Ya’ qub merupakan seseorang anak yang taat kepada kedua orang tua. Ya’ qub yang mendengar anjuran ini juga menjajaki arahan dari Nabi Ishak A. S. Walaupun pindah ke Irak, namun orang tua dari Ya’ qub senantiasa berpesan,“ mudah- mudahan di situ kalian dapat belajar ilmu agama pada pamanmu.” Tidak hanya itu, Nabi Ishak A. S berpesan kalau wajib berjaga- jaga kala menyusuri dari jalur mengarah Irak.
Sehabis berakhir shalat Subuh, Ya’ qub mulai bergegas mengarah Irak buat tinggal di rumah paman Syekh Labban, dia bawa bekal serta baju tidak begitu banyak dan diletakkan di dalam kantung. Orang tua dari Ya’ qub juga membawakan anaknya hingga pintu depan rumah. Kala berpamitan, Ya’ qub diamanatkan oleh bapaknya supaya membagikan pesan kepada Syekh Labban.
Ekspedisi yang dilalui Ya’ qub ini ialah gurun pasir serta sahara yang sangat luas, sehingga sebagian kali Ya’ qub butuh mengistirahatkan dirinya supaya tidak sangat letih. Ekspedisi mengarah ke Irak pula dicoba pada malam hari sebaliknya pada siang hari digunakan buat istirahat. Kala istirahat serta merasa butuh mengisi tenaga, hingga Ya’ qub mulai membuka perbekalannya serta memakannya.
Ya’ qub yang yakin kalau dapat hingga ke Faddan A’ ram( Irak). Berkat rasa yakin seperti itu timbul rasa tabah serta sabar kalau ekspedisi melewati gurun pasir serta sahara yang luas ialah tes awal yang diberikan oleh Allah. Ya’ qub yang mulai merasakan jika dirinya sangat letih, mulai mencari tempat yang aman buat istirahat serta supaya dapat tertidur pulas.
Kala tidur sebab sangat letih, Ya’ qub bermimpi kalau kehidupan di masa depan penuh dengan rezeki serta kehidupannya penuh dengan kedamaian, mulai dari keluarga sampai anak cucu serta sanggup mendirikan kerajaan yang lumayan besar yang sejahtera.
Sehabis bangun dari tidur serta mimpinya, Ya’ qub bersiap- siap buat melanjutkan perjalanannya Faddan A’ ram( Irak). Di tengah ekspedisi itu, dia terus- terusan berpikir makna serta arti dari mimpinya tadi.
Redaksi palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com