Pati, palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com – Takbir keliling yang digelar masyarakat saat ini tidak mencerminkan syiar Islam. Selain menggunakan ogoh-ogoh, kegiatan itu biasanya juga diiringi musik keras yang justru tidak mengumandangkan takbir.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Seksi (Kasi) Bimbingan Masyarakat (Bimas) Islam Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Pati, Moh. Alimin. Ia mengatakan Kemenag Republik Indonesia (RI) harus melakukan evaluasi terkait perayaan takbir keliling semacam itu.
“Yang keliling di jalan besar yang pakai truk itu saya rasa sudah melenceng. Sebab itu mengganggu ketertiban umum. Apalagi pakai sound system dengan musik dangdut. Kementerian Agama harus mengevaluasi hal itu. Kalau niatnya syiar agama Islam, ya alat peraganya jangan seperti itu,” ujarnya saat dihubungi palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com, Sabtu (23/4/2022).
Ia melanjutkan, perayaan takbir keliling bagi warga Pati sering dilakukan dengan arak-arakan menggunakan alat peraga berwujud binatang, monster, bahkan hantu. Hal tersebut tidak mencerminkan syiar Islam.
Alangkah baiknya jika alat peraga yang digunakan mencerminkan kebudayaan Islam yang santun dan agung.
“Ada patung-patung hewan atau ogoh-ogoh juga yang diarak saat malam takbir. Itu kan tidak mencerminkan syiar agama Islam. Kalau alat peraganya masjid atau sejenisnya itu masih bisa dimaklumi karena mencerminkan orang Islam,” tambahnya.
Alimin mengimbau kepada warga Pati untuk meninggalkan budaya yang semacam itu karena tidak sesuai dengan syariat Islam.
“Harapannya, warga Pati saat melaksanakan takbir keliling dengan mengumandangkan takbir saja. Lebih baik lagi kalau warga mengumandangkan takbir di masjid, mushala maupun rumah masing-masing,” terangnya. (*)

Wartawan palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com