Mitrapsot.com – Walaupun sebagian besar penduduk Jawa Tengah beragama Islam, kelompok abangan yang melakukan adat Kejawen masih banyak. Oleh sebab itu, tradisi ketupat Lebaran di provinsi ini masih kental nilai- nilai tradisi Jawa.
Warga muslim Jawa Tengah menyantap ketupat dengan lauk yang kurang lebih sama dengan di tempat lain. Lauknya opor ayam, sayur gurih, serta sambal goreng ati ataupun udang. Tetapi yang berbeda merupakan waktu makannya.
Bila biasanya kita makan ketupat di hari awal Idul Fitri ataupun 1 Syawal, hingga masyarakat Jawa Tengah menyantapnya seminggu setelah itu. Baik ketupat buatan rumahan ataupun ketupat yang dijual di pasar- pasar tradisional, seluruhnya baru terbuat menjelang bertepatan pada 8 Syawal.
Pemilihan bertepatan pada 8 merupakan sebab pada bertepatan pada 2- 7 Syawal sebagian umat muslim melaksanakan puasa Syawal. Warga Jawa Tengah menyebutnya bodo kupat ataupun bodo cilik. Bodo ataupun bada berarti sehabis ataupun berakhir. Jadi, kurang lebih maksudnya merupakan kemenangan yang dirayakan dengan makan ketupat sehabis berpuasa kecil( 6 hari di bulan Syawal).
Pada bodo kupat, masyarakat Jawa Tengah silih berbagi ketupat serta lauknya dengan orang sebelah selaku simbol permohonan maaf serta silaturahmi. Tidak hanya ketupat, mereka pula silih membawakan lepet.
Untuk mereka, ketupat serta lepet mempunyai arti filosofis positif yang bila dirangkum jadi mengakui seluruh kesalahan serta meminta maaf dengan hati bersih, setelah itu mengubur kesalahan tersebut dalam- dalam buat tidak diulangi, supaya persaudaraan terus menjadi erat, tidak terdapat dendam sampai ajal menjelang.
Wujud ketupat yang diketahui orang Jawa Tengahpun tidak cuma satu. Terdapat yang berupa persegi ataupun ketupat biasa, adapula yang berupa jajar genjang alias luwar. Jika isinya kombinasi beras ketan serta parutan kelapa, namanya legondo.
Tidak hanya dibagikan serta disantap, ketupat serta lepet pula digunakan buat arak- arakan gunungan pada 8 Syawal ataupun upacara Syawalan. Sehabis ritual larung ataupun menghanyutkan kepala kerbau ke tengah laut, terdapat sambutan, tari, serta doa bersama. Barulah tutup gunungan dibuka serta isinya diperebutkan masyarakat. Mereka percaya ketupat serta lepet dari gunungan ini bawa berkah. (*)
Redaksi palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com